Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2013

Pesan Cinta [Tema 2, October 30] #FF2in1

Kuingin engkau mengerti Kuingin engkau sadari cinta yang ada di hatiku Tanpa sepatah kata kuucapkan padamu Oooo.. ooo sayang dapatkah aku memanggilmu sayang.. Sampai kapan Akupun tak sanggup tuk pastikan ku dapat memendam seluruh rasa ini… Lagu sampai kapan dari Maliq and D’essentials selesai dinyanyikan oleh Clarissa. Dengan petikan gitar yang dan suaranya yang merdu ia berhasil membuat semua penonton yang hadir dalam pentas seninya terbawa dalam kegalauan yang dihadirkan bersama lagu tersebut. Mungkin benar kata orang, bahwa lagu merupakan pelarian diri. Kita akan lebih memahami dan membawa lagu tersebut larut ketika kita sedang merasakan hal yang sama seperti hal yang disampaikan pada lagu tersebut. Sama seperti Clarissa sekarang. Ia sengaja membawakan lagu itu hanya untuk membuat lelaki yang sudah ia cintai sadar akan perasaannya. Perasaan yang sudah ia pendam lama. “Saaa suara + permainan gitar akustik lo keren banget.” Ujar Cita, sahabat terbaiknya. “Iya sa b

Secarik Kertas Mimpi [Tema 1, October 30] #FF2in1

“Tik, gue deg-degan nih, bakal menang nggak yah?” Ucap Tisya gugup. “Tenang aja sya, gue yakin banget lo pasti bakal menang. Dan ngedapetin hadiahnya sesuai dengan usaha yang udah lo lakuin.” Kata Tika seraya menepuk pundak Tisya. “Aamiin” Pemenang pertama juara lomba karya cipta novel terbaik tahun ini adalah Tisya Arnesya dari SMA Karya Dipta. Suara MC pada pengumuman lomba terdengar menggema di ruangan serba guna itu. Nama Tisya keluar sebagai pemenang pertama. Tisya kaget, ia berteriak dan memeluk Tika dengan erat. Matanya berkaca-kaca dengan langkahnya yang tegas bergerak menuju muka panggung untuk menerima hadiah. Selamat, ucap dewan juri kepada Tisya seraya menyalami tangannya yang dingin . “Selamat ya Sya, usaha lo buat nerbitin novel selama bertahun-tahun ngga sia-sia.” Ujar Tika tersenyum kepada sahabatnya. “Iya makasih ya Tik udah dukung gue selama ini.” “Sama-sama Sya, oh iya hadiahnya mau buat apa tuh? Traktir bisa kali hihi. Uang ini buat wujudin mimpi gu

Paket Kejutan [Tema 2, October 23] #FF2in1

Anita masih mengeluarkan air matanya. Sedari tadi ia terus menangis tersedu-sedu mengingat handphonenya yang hilang. Tara sahabatnya pun tidak melepaskan pelukannya meskipun seragam sekolah bagian pundaknya sudah basah terkena air mata Anita.                 “Tenang Ta, ikhlasin aja. Itung-itung amal buat orang yang nemuin hp lo” ujar Tara menenangkan.                 “Nggak bisa gitu Ra, itu Kado pemberian ayah yang terakhir. Gue ngga mau kehilangan hp itu”                 “Percaya deh sama gue. Dibalik kehilangan hp lo pasti ada hikmah besar yang udah Allah rencanain buat lo.” Tara mengusap punggung Anita perlahan. “Pulang yuk! Udah sore nih. Nanti kemaleman sampe rumahnya dan lo bisa dimarahin tante Cindy” Tara meraih tangan Anita seraya mengajaknya untuk bangkit meninggalkan kelas yang sudah kosong.                 Anita berjalan lemas di koridor sekolah yang menghubungkan kelasnya dengan parkiran sekolah. Di sampingnya ada Tara yang tidak berhenti mengunyah permen karet y

Keputusan Terbaik [Tema 1, October 23] #FF2in1

                “Gue sayang sama lo”                 “Gue juga sayang sama lo Ndri, tapi gue ngga bisa. Maaf.”                 “Kenapa? Karena perbedaan agama kita? Atau karena status persahabatan kita?”                 “Gue ngga tau Ndri, gue mau tapi gue ngga bisa. Gue ngga mau nghancurin hubungan kita ini. Kita jalanin kayak gini aja. Percaya sama gue. Kita akan jauh lebih bahagia kayak gini.” Andri memeluk Shinta dengan erat. Ia tau bukan itu alasan satu-satunya yang Shinta pikirkan. Namun Andri juga tidak tahu alasan Shinta yang sesungguhnya. Andri menerima semua keputusan Shinta dan membuat komitmen yang mungkin akan menyakitkan salah satu pihak nantinya. Angin semilir senja menjadi saksi bisu antara dua insan manusia yang saling merasakan sakit pada hatinya. Sakit karena apa yang mereka harapkan berbanding terbalik akan kenyataan. Andri sudah mengenal Shinta selama lima bulan. Selama itu Andri sadar telah menyayanginya. Ia selalu suka saat Shinta tersenyum bahkan te

Tawa Bahagia

Jam menunjukkan pukul 12.00, Anita masih duduk disebuah pelataran kampus. Kakinya terus menginjak bumi secara pelan, dilihatnya jam yang terletak di tangan kanannya sering kali. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Lima belas menit berlalu, derap kaki seorang lelaki menghampiri Anita yang tampak jenuh; terlihat dari raut wajahnya. Lelaki itu tersenyum dan melambaikan tangan kearah Anita. Anita pun membalasnya. “maaf lama.” Ucap lelaki tersebut. “iya ngga apa-apa kok.” Balas Anita seraya menyunggingkan senyumnya.             Mereka tampak akrab sekali. Dilihat dari cara mereka bersendau gurau dan sering kali menciptakan tawa yang bahagia. Lelaki itu seakan bercerita kepada Anita. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi dapat dilihat dari raut wajah Anita, ia sangat bahagia mendengarkan cerita lelaki yang di hadapannya. Begitupun dengan lelaki itu, terlihat dari cara ia tersenyum bahkan tertawa saat Anita melontarkan ceritanya,dan memunculkan duah buah lesung pipi yang mem