Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2013

Secangkir Kopi Panas

Hati ini berdegup tak menentu. Disaat kehadiranmu seakan2 mimpi ditengah hujan badai yang menghangatkan. Engkau yang bermain-main dengan sikap membuat perasaanku tak menentu. Membutku tak berharap akan hadirmu hari ini. Hari yang menjadi sejarah bagi hidupku. Hari yang sangat berarti bagi aku dan mama. Namun semuanya terbayar lewat senyummu disiang hari itu. "Kak sini keluar" "Kenapa ma?" Aku yang lagi bermain dengan sahabat melangkahkan kaki keluar. Menyusul mama yang memanggilku dari depan rumah. "Itu liat siapa yang dateng" Tepat aku memalingkah wajah. Aku melihat senyuman itu. Senyum yang selalu membuat kupu-kupu menggelitik perutku. Senyum yang selalu aku rindukan. Ah dia datang, bisikku dalam hati seraya tersenyum. "Kok jahat sih ngebohongin lagi? Terus tau2nya dateng" "Hehe kan kejutan. Lagipula ngga ada alasan untuk aku marah ke kamu dan ngga dateng" "Ah tapi kan ngga harus ngebohong kayak gini. Segala cuma ngeread bbm dari

Review: Novel Athena;Eureka!

ERLIN NATAWIRIA 2013, Gagasmedia 280 Halaman Rp. 56.000,- Blurb Pembaca tersayang, Langkahkan kakimu ke kota sang dewi kebijaksanaan, Athena. Dari penulis debut Gagasmedia, Erlin Natawiria, kita akan mengikuti Widha mewujudkan impian masa kecilnya serta mendiang kakaknya yang kembar. Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring kaki-kaki mereka melangkah, dan binar tepercik setiap kali keduanya berserobok pandang. Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan. Setiap tempat punya cerita, Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati yang siap dibangun kembali. Salam, Editor *** Mengapa saya tertarik membeli novel ini? karena saya sedang mengikuti seri # STPC yang di

Ingin mencintainya

Aku hanya dapat memandang dari jauh. Aku hanya ingin melihat senyumnya. Dadanya yang lapang membuat aku ingin berada disana. Di dekap peluknya. Hanya itu. Tangannya yang kerap kali dengan sigap merebut bola basket dari lawan membuat air mataku ingin dihapus olehnya. Derap langkah kaki yang tegap membuatku ingin didampinginya saat berjalan di sekitaran danau untuk melihat senja. Ah aku bermimpi. Aku hanya ingin mencintainya, hanya itu. Setiap detik ia selalu menghantui pikiranku. Tentu saja ia tak mengetahuinya. Aku tak menyadari sedari kapan senyum merekah ini sudah muncul di bibirku. Sampai-sampai aku tak tau seseorang yang aku perhatikan sedari tadi datang mendekat. "Hay ngapain disitu? Ayo gabung" Ajaknya seraya memegang pundakku. "Ah iyaaa, makasih ndra" ucapku tersenyum ke arahnya. Aku hanya ingin mencintainya;dia yang selalu aku pikirkan setiap hari.

Lumpuhkanlah Ingatanku

Aku ingat bagaimana ia menyapaku pagi itu. "Hay nit, hay juga nan" "Mau kemana? Ke perpus nih" "Bareng yuk, gue juga mau kesana" "Ayuk" Saat itu aku seperti terhipnotis oleh semua ucapannya. Mata pirusnya membawa aku akan keteduhan. Lesun pipitnya yang muncul ketika ia tersenyum ikut larut di bola mataku. Ah! Nanda. Ia adalah lelaki yang sedang aku cintai. Lelaki yang selalu membuat kupu-kupu berterbangan di perutku. Namun semenjak saat itu semuanya berubah. *** "Iya sayang aku janji nanti malem bakalan telfon kamu" Suara itu tak asing lagi di telingaku. Suara itu datang dari arah kiri. Aku langsung mencari sumber suara itu. Ah benar saja itu Nanda. Namun, siapa wanita yg ada di sampingnya? Mengapa ia memanggilnya dengan sebutan sayang? Aku penasaran, saat wanita itu meninggalkan Nanda aku langung menghampirinya. Aku berjalan ke arah bangku yang tidak jauh dari tempat dudukku. "Hai nan" "Hay nit" "Tadi siapa?&qu

Review: Last Minute in Manhattan;Beri Cinta Waktu

Yoana Dianika Bukune, Desember 2012 (Cetakan Pertama) 402 Halaman Rp. 50.000,- "Kau seperti langit yang menaungi senja. Membuatku merasa nyaman, seperti mendapat perlindungan." Blurb: Matahari tenggelam sempurna di Manhattan, menghujani gedung-gedung dengan warna senja cakrawala. Di kota ini, kau akan bertemu Callysta. Ia menemukan langit yang menaungi senja—membuatnya merasa nyaman, seperti mendapat perlindungan. Membuatnya jatuh cinta. Namun, jatuh cinta memang tidak semudah yang dibayangkan. Saat cinta mulai menyergap, yang bisa dilakukan hanyalah mempertahankannya, agar tak memburam dan menghilang ketika ragu dan masa silam ikut mengendap. Di kota ini, gadis itu jatuh cinta, tetapi segera ia surukkan di lorong-lorong gedung-gedung meninggi, dan ia tenggelamkan bersama senja yang tenggelam sempurna. “Hatiku, masih terlalu rapuh,” begitu katanya. Maukah kau menemaninya di Manhattan? With love, Yoana Dianika *** Last Minute in Manhattan;Beri Cint

Review Holland;One Fine Day in Leiden

Feba Sukmana Bukune, November 2013 (Cetakan pertama) 300 Halaman Rp. 54.000,- "Orang bilang, harapan itu seperti awan. Beberapa berlalu begitu saja, tetapi sisanya membawa hujan. Kau, harapan yang manakah yang kau simpan di hatimu?" Blurb: "Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan  hangat. Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari.  Tak ada waktu untuk cinta. Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu,  “Ik vind je leuk”—aku suka kamu.  Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi