Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Bahagia?

Bahagia? Sebenarnya bahagia bukanlah pertanyaan, melainkan suatu pernyataan. Bahagia itu relatif. Aku tahu. Tapi apakah aku bahagia? Bahagia itu kamu. Aku sangat tahu. Kamu? Apakah kamu bahagia? Bahagia kita. Apa iya? Siapa yang menjawab? Bahagia itu sakit. Aku lelah untuk menjawabnya. Iya. Bahagia itu sulit. Kata siapa? Bahagia hanyalah bahagia. Kamu?

Dilemaku

Tenggelamku dalam semu Cahaya matahari memantulkan sinar Entah apa yang kutunggu Semua terlintas, membuat mataku berbinar Harus berapa kali aku mengatakannya Cukup bosan aku menulisnya Membuang banyak kertas dan tinta Serta rima dan aksara Hanya untuk dirimunyang tak perasa Tak mudah ku mengertimu Banyak sajak yang tak kau tahu Aku selalu merindu Kau tidak tertuju Apa yang ku rasa Mungkin kau tak pagam Berlari dan berhenti Aku tak tahu pasti Aku ingin terlepas Bebas Tapi kau menahan Tak berbicara, hanya berisyarat Apa kau lupa siapa aku? Bagaimana aku bersikap kepadamu? Apa yang kurang? Aku selalu mengerti Tapi aku selalu tersakiti Mengapa egois Seperti aku harus mengais-ngais Aku menangis Kau tak peduli Berapa lama? Hanya ada tanda tanya Tak bergerak. Tak berpindah Susah Ps: tertulis tahun 2013

Ramadhan Punya Cerita

Alhamdulillah. Satu bulan penuh ramadhan telah dijalani. Dan di tahun ini ramadhan terasa berbeda. Di bulan ini aku mendapat pelajaran. Untuk tidak menjadi orang yang egois terhadap perasaan diriku sendiri, tidak menuduh dan memaksa seseorang untuk menyenangkan hatiku, dan tidak berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak akan merubah hal lainnya. Aku juga mulai paham tentang artinya seorang sahabat dalam keadaan apapun. Sahabat yang tidak akan pernah terpecah meskipun ia terlibat dalam masalah. Tak ada kata egois dalam "sahabat" yang ada hanya satu "rasa yang tak pernah terpisahkan". Dan ini untuk mereka.  **namun nampaknya ini belum bisa aku terapkan ke kamu. Karena kamu terlalu spesial dan berbeda.** Ada beberapa yang lain. Satu sisi membuat sedih, tapi di sisi lain ada beberapa yang membuat bahagia dan selalu bersyukur. Ramadhan tahun ini, kami semua kehilangan sosok bapak (kakek aku). Ia meninggalkan kami untuk selamanya secara tiba-tiba. Membuat kami sangat keh

Sekarang Aku (Mulai) Mengerti

Sering aku bertanya mengapa aku ditakdirkan untuk mempunyai sifat seperti ini. Mungkin sebagian besar dari kalian tidak akan pernah tahu dan mengerti tentang sifat apa yang sering aku pertanyakan. Biarlah hanya aku yang mengetahuinya. Semakin lama, aku mulai semakin paham mengapa aku ditakdirkan untuk mempunyai perasaan seperti ini. Allah punya cerita untukku. Dan Ia punya suatu rencana besar untukku. Orang-orang disekitarku datang dan pergi. Terganti dan digantikan. Aku mengerti itu sudah menjadi hukum alam yang Allah tuliskan. Dan semuanya menjadi pelajaran. Aku belajar, mengajarkan, memahami dan dipahami akan semuanya. Mungkin Allah memberikan sifat ini kepadaku agar aku dapat menjadi pelindung dan pembangkit semangat orang-orang di sekitarku. Membuat mereka tersenyum selayaknya tanpa beban atau menjadi pundak untuk mereka menangis. Serta memeluknya ketika mereka bersedih. Tidak munafik diriku juga memerlukan orang-orang yang dengan sigap hadir tanpa harus diundang, memelukku tanpa

Tanpa Judul

Ada kata yang tak bisa diungkapkan melalui kata Ada rasa yang tak jelas tergambarkan melalui perbuatan Aku tidak paham apa arti akan semua ini Aku cuma bisa menahan... Sampai kapan?? Semuanya terus bergulir mengikuti detik waktu yang berlalu. Semuanya Masih adakah harapan untuk mengubah semuanya yang tlah terjadi?? Akankah waktu akan menjawab tentang rasa yang tak henti cemas? Aku benci iri hati ! Aku benci rasa ragu ! Aku benci akan takut ! Aku benci akan rasa tidak aman ! Dan aku benci semua hal yang membuatku meneteskan air mata. Apapun itu. Dan aku benci akan egois pada diriku Benci akan rasa cemburu yang terus menghantui Benci akan rasa kehilangan....

Maaf

Mungkin ini memang kesalahan terbesar. Ya, aku tahu. Mungkin tak ada lagi kata maaf yang dapat kamu terima. Aku dapat merasakan bagaimana sakitnya hatimu. Dulu, aku juga pernah merasakan gimana sakitnya hati itu. Konflik kita memang beda, namun tetap saja hati yang terserang. Maaf, karena aku tidak pernah memikirkan perjuangan niat baikmu untukku. Maaf karena aku selalu menyalahkan niat baikmu. Maaf jika semuanya sudah terlalu salah dan tidak bisa dimaafkan. Aku tahu terlalu banyak kata maaf yang aku sampaikan. Terlalu banyak penyesalan yang telah aku lakukan. Terlalu banyak. Namun jujur saja, aku tak mengharapkan ini terjadi. Silahkan kamu membenciku. Karena kemarin akibat permasalahan itu aku telah membencimu. Sekarang kita seri. Dan akan kutunggu kamu pulang. **ps: ada banyak hal yang harus aku tunda karena hal ini. Akan ada banyak hal yang akan gagal karena masalah ini. Kamu tidak perlu tau apa hal itu. Yang jelas itu membuat aku sangat menyesal dan sedih.

(Masih) Terlalu Takut

Hay..... Aku mulai menuliskannya lagi. Maaf, kalian harus membaca tentang hal yang mungkin masih sama. Tentang rasa yang enggan pergi dan tentang masa yang terus berlalu. Dia masih terlalu takut kawan. Tiba-tuba hatinya menjadi rapuh kembali. Entahlah, aku pun tak mengerti apa yang terjadi padanya. Hanya saja ia seperti paranoid. Takut akan hal yang belum tentu terjadi. Mungkin benar, hal yang ia takutkan terbawa sampai mimpinya. Bukan mimpi yang ditakutinya. Namun aku paham apa yang menjadi dasar akan ketakutannya. Kalian pun munkin tahu apa itu. Ya. Kehilangan. Siapa yang tidak takut akan itu?? Mungkin hanya orang gila yang tidak takut akan itu. Aku sangat mengertinya. Ia takut akan perubahan. Ia takut semesta akan berkonspirasi membuat ketakutannya menjadi hal yang nyata. Banyak yang sudah berjanji untuk tidak pergi. Namun kembali lagi. Mereka hanya dapat berjanji;yang mudah diingkari. Dan kepercayaannya terhadap itu sudah semakin kecil. Tak ada yang tahu Tuhan memberikan waktu yang