Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Ini Adalah Jawabannya

Masih ingat pertanyaanmu waktu itu?Inilah  jawabannya... Aku hanya ingin menggenggam tanganmu tanpa ragu Aku ingin memelukmu tanpa rasa bersalah Aku hanya ingin mengakhiri pertemuan kita tanpa rasa takut Aku ingin tidur lelap. Tanpa harus takut terbangun dan melihat hal yang aku takutkan Aku hanya ingin kamu Tanpa batas Tanpa jeda Aku ingin rasa cemburuku menjadi hal yang pantas Aku hanya ingin semua rasa yang ada menjadi hal yang diakui Aku hanya ingin kita Selamanya Aksara tidak akan melemah Jantung pun akan terus berdetak Waktu tak henti menggiring ke sebuah pemberhentian Entah kemana Entah siapa Aku tak pernah lelah Aku tak pernah menyesal Aku hanya ingin menjawabnya.... Dan mungkin ini adalah alasannya.

Karena Satu Gula Tidaklah Cukup

Matahari siang ini terlalu terik untuk sekadar dilihat.  Jadi kamu memilih duduk di sofa yang tidak terkena sinarnya.  Hari ini, di suatu sudut kafe kopi menjadi tempat pilihan kita. Aku selalu suka ketika melihat kamu menyeruput kopi dari bibir gelas kertas itu.  Hari ini kamu memesan cappucino panas. Mungkin bagimu kopi adalah sebagian dari jiwa. Sama seperti aku yang terlalu mendewakan teh hijau. Dan  Aku selalu menatapmu diam-diam. Meskipun itu tak terlihat diam-diam. Karena aku tepat di hadapanmu. Aku terlalu mencintai semua gerak gerikmu. Sampai-sampai perutku selalu menghadirkan banyak kupu-kupu. Hahahaha berlebihan bukan? Mana mungkin aku dapat menghadirkan banyak kupu-kupu diperutku? Aku bukanlah penyihir. Tapi itu terlalu nyata saat ada kamu.  Mungkin kepulan asap yang keluar dari kopimu pun tahu akan hal itu. Tahu kah kamu bahwa kita selalu berbanding terbalik? Ada beberapa hal yang ingin aku jelaskan bahwa kita berbanding terbalik. Kamu penyuka kopi, aku sangat suka dengan

Apa yang Kalian Pikirkan?

Apa yang kalian pikirkan setelah melihat gambar di atas?? Banyak pemikiran dan perkiraan bukan? Namun, ada satu hal yang dibayangkan oleh sang pembuat gambar yang ingin disampaikan. Dan aku tidak tahu. Apakah yang aku pikirkan dengan gambar ini sesuai dengan pemikirannya. Dari gambar itu, aku melihat tiga orang manusia sedang memendam perasaannya masing-masing. Lelaki paling depan, entah sedang melihat apa. Tak tergambarkan dengan jelas. Tapi, ia dengan angkuhnya berdiri tegak. Ditunjukan dengan tangan yang ia masukkan ke dalam kantung celananya. Bahkan nampaknya ia tidak peduli dengan seorang perempuan yang berusaha melindunginya dari hujan. Perempuan itu terlihat bersusah payah untuk melindungi sang lelaki dengan memegang payung yang ia arahkan kepadanya. Sampai ia tampak mencondongkan tubuhnya. Perempuan tersebut terlihat ingin terus mendekat. Perempuan itu seakan memiliki harap, agar sang lelaki pertama melihatnya dengan sejuta perhatian bahkan pengorbanan yang telah ia berikan. Na

Pertanyaan

Kenapa kita terjebak dalam ketidakpuasan? Mengapa kita berada dalam ketakutan? Kenapa kita harus terus mencari? Mengapa semuanya samar? Semuanya ragu untuk terungkap. Kita takut. Apa yang kita butuhkan? Aku sudah menemukan. Namun tidak untukmu. Kita terlalu nyaman. Sehingga tak sadar semuanya bisa menjadi sia-sia. Meskipun aku ragu semua ini sia-sia. Haruskah aku terus berdiri dan menunggu sampai kamu sadar? Sadar untuk melepas takut dan ragumu Atau, aku harus berlari dan menoleh sejenak ke sekelilingku.... Aku takut menyakiti seseorang, ataupun kamu. Aku takut untuk egois pada diriku sendiri. Aku takut ini tidak seimbang. Aku takut akan ada menyesal lagi. Aku harus bagaimana? Tidakkah bisa kamu memberiku jawaban?

Terganti dan digantikan

Ada yang pernah bilang bahwa ngga ada yang bisa gantiin posisi seseorang, karna tiap orang itu berbeda. Setiap orang punya porsi dan sifat yang berbeda. Termasuk dengan orang yang pernah menyakiti hati kita ataupun kita benci. Karena menurutnya, dia bukan menggantikan posisi mereka. Tetapi ia meninggalkannya (ditinggalkan). Dan aku menyetujuinya. Aku berpendapat bahwa posisi semua orang akan tergantikan dan digantikan dengan "seseorang" yang lain (baru). Tetapi ia mengatakan lagi bahwa mereka yang menggantikan tidak akan pernah bisa menjadi seseorang itu. Sebelumnya, aku sangat takut untuk tergantikan atau digantikan. Tidak ada yang tahu kedepan akan seperti apa. Ya, aku sangat tahu bahwa aku cuma seorang diri di dunia ini. Terlahir atas sifat dan porsi milikku sendiri. Berbeda dengan kamu, dia atau siapapun. Dan tidak ada orang yang sama denganku. Ini bukan tentang suatu hubungan atau move on. Namun ini tentang siapa seseorang itu di hidupmu. Tentang seberapa berarti orang i

Pernahkah?

Pernah ngga sekali aja kalian (khususnya para cewek) posisiin diri sebagai cowok?? Khususnya dalam hal mencintai dan dicintai. Kalau pernah, apa rasanya? Gimana rasanya? Apakah sakitnya sama seperti kita? Semuanya punya alasan dan jawaban masing-masing. Sebenarnya jadi cowok itu (juga) sulit. Dia harus berusaha mati-matian (ngga mati-matian juga sih) buat ngedapetin satu cewek idamanannya. Pernah ada seseorang yang bilang ke gue kayak gini "mikir ngga? Cowok yang capek-capek ngejar, nembak tapi dia yang diputusin. Atau ngga ditolak." Setelah dia ngomong gitu, gue langsung mikir "oh iya ya. Ternyata jadi cowok sakit juga." Tapi, cewek punya alasan untuk itu semua. Alasan untuk nolak atau mutusin.  Dan gue berpikir, kadang atau seringnya kita sebagai cewek ngga pernah mikirin gimana perasaan mereka. Apa niat baik dari mereka yang seringnya selalu salah di mata kita. Cewek itu insecure. Mungkin dia seperti itu karena pernah merasakan sakit hati. Jadi dia selalu waspada