Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Tanpa Judul

Hari ini aku mendapatkan pembelajaran dari temanku. Bahwa mencintai butuh kesabaran. Dan yang rindu belum tentu ingin kembali. Tentang sesuatu yang hilang secara tiba-tiba. Tentang kecintaan yang terlalu besar terhadap  makhluk bumi. Tidak ada yang sia-sia. Namun, jika ada di suatu posisi terbawah ada kata menyesal di akhirnya dan meminta untuk memutar waktu. Semuanya yang terencana dapat hilang dalam hitungan detik. Begitu pula dengan  aku, kamu, dia, dan mereka. Tuhan, haruskah aku takut untuk kehilangan? Haruskah aku memohon dan berdoa agar semua yang aku inginkan dapatku peluk selamanya? Kadang bahkan terlebihnya manusia egois. Merasa dicintai sepenuhnya sehingga lupa untuk mencintai kembali. Dan terus mencari kesempurnaan. Padahal, belum tentu ia mendapatkan apa yang ia butuhkan dari kesempurnaan tersebut. Tuhan, izinkan aku untuk terus memeluk mereka. Mereka yang selalu ada, mereka yang hadir karena Engkau. Mereka yang ditakdirkan untukku.

Bayangkan

Jika aku tak lagi ada, siapa yang akan mendengarkan? Jika aku tak lagi berbicara, siapa yang akan bercerita? Jika aku tak lagi berjalan, siapa yang akan menemanimu melangkah? Bayangkan. Jika aku tak lagi mempunyai waktu, siapa lagi yang akan menunggu? Kamu mungkin hanya dapat menangis, kemudian menyesal. Meminta waktu untuk mengulang. Dan mungkin ingin segera pulang.

Sepenggal Rima

Akhirnya kau berkata, Namun aku berair mata. Ah! Mengapa aku sensitif sekali? Selalu ada mengapa dan kenapa, Dibalik tidak apa-apa tentunya Yang aku tahu kamu berbohong Apa benar kamu berbohong? Kamu mengikari suara hati Aku terlalu banyak mengungkit janji, Tidakkah kamu memaknai kata yang terucap? Bukan hanya sekadar mengecap Masih adakah waktu untuk kita seperti dahulu? Ketika aku dan kamu seperti lebah dan madu Aku akan menunggu, Sampai kamu sadar dan tak terbelenggu 20. September. 2014 04.35

Permohonanku

Aku tertampar oleh kata-katamu Tak bisakah kita reda amarah dan rasa sakit kita? Seperti yang aku lakukan dulu. Saat hati ini terasa perih dan sakit. Saat kamu tak mungkin mendapatkan maaf jika yang tersakiti bukan aku. Lalu, apa makna kata-katamu satu minggu yang lalu? Di saat kamu mengatakan takkan meninggalkanku.. Apa semuanya sama seperti saat ini? Aku tak ingin semua kesalahpahaman terulang Tak bisakah kamu memaafkan aku Aku sangat menyesal. Tolong. Ingat kata-katamu yang dulu. Ingat semua janji yang telah kamu ucapkan. Maknai semuanya. Jangan sampai setelah semua yang terucap, akan ada rasa sesal yang tak pernah hilang dikemudian hari Aku hanya ingin kita bersama, walau mungkin tak akan selamanya..

Haruskah Secepat Ini?

Kemarin nampaknya kamu baru mengatakan bahwa kita pasti akan bertemu kembali, namun tidak untuk hari ini. Waktu membawamu kepada keputusan yang memberatkan untukku. Aku tidak mengerti atas keputusanmu itu. Ya, mungkin ini semua salahku. Namun, apakah tidak ada kesempatan untukku kembali? Jika aku boleh membandingkan, nampaknya salahmu kemarin lebih besar dibanding dengan rasa egoisku ini. Bukankah kamu seharusnya menerima aku yang seperti ini? Bukankah seharusnya kamu megubah aku yang seperti ini? Bukan meninggalkan aku. Lalu, bagaimana dengan kisah cerita kita? Apakah ini sudah saatnya berakhir. Bagaimana jika aku tidak menginginkannya? Ingatkah bahwa kamu pernah berkata tidak akan pernah meninggalkanku? Aku tau, kamu tidak mungkin  melupakannya. Namun kata hanyalah kata. Yang dapat ditinggalkan seiring dengan waktu berjalan. Tanpa ada harapan. Apakah semua yang sudah diperbaiki akan hilang kembali? Aku yakin semua ini tidak akan pernah sia-sia. Tapi yang aku mau han

Bagaimana Jika..

Bagaimana jika? Kemarin siang, di linimasa sosial mediaku tertulis sebuah kata "bagaimana jika inspirasiku bukan lagi kamu?" Kalimat itu ditulis oleh seorang selebtweet bernama monstreza. Dan kemudian seketika aku berpikir. Bagaimana jika inspirasiku bukan lagi kamu? Apa yang terjadi setelah itu? Siapa yang akan menggantikannya? Bagaimana jika itu terjadi jauh sebelum kita menepi. Bagaimana jika setelah inspirasiku bukan lagi kamu, kamu baru sadar? Bagaimana jika semesta mengerjaimu? Dengan perasaanmu. Dengan perasaanku. Dengan kita. Bagaimana jika... Terlalu banyak pertanyaan yang terlintas dibenakku. Tak tahu semuanya kapan akan terjawab. Yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa. Agar nantinya, apapun jawabannya tak (terlalu) menyakitkan untuk kita.

Ini Adalah Jawabannya

Masih ingat pertanyaanmu waktu itu?Inilah  jawabannya... Aku hanya ingin menggenggam tanganmu tanpa ragu Aku ingin memelukmu tanpa rasa bersalah Aku hanya ingin mengakhiri pertemuan kita tanpa rasa takut Aku ingin tidur lelap. Tanpa harus takut terbangun dan melihat hal yang aku takutkan Aku hanya ingin kamu Tanpa batas Tanpa jeda Aku ingin rasa cemburuku menjadi hal yang pantas Aku hanya ingin semua rasa yang ada menjadi hal yang diakui Aku hanya ingin kita Selamanya Aksara tidak akan melemah Jantung pun akan terus berdetak Waktu tak henti menggiring ke sebuah pemberhentian Entah kemana Entah siapa Aku tak pernah lelah Aku tak pernah menyesal Aku hanya ingin menjawabnya.... Dan mungkin ini adalah alasannya.

Karena Satu Gula Tidaklah Cukup

Matahari siang ini terlalu terik untuk sekadar dilihat.  Jadi kamu memilih duduk di sofa yang tidak terkena sinarnya.  Hari ini, di suatu sudut kafe kopi menjadi tempat pilihan kita. Aku selalu suka ketika melihat kamu menyeruput kopi dari bibir gelas kertas itu.  Hari ini kamu memesan cappucino panas. Mungkin bagimu kopi adalah sebagian dari jiwa. Sama seperti aku yang terlalu mendewakan teh hijau. Dan  Aku selalu menatapmu diam-diam. Meskipun itu tak terlihat diam-diam. Karena aku tepat di hadapanmu. Aku terlalu mencintai semua gerak gerikmu. Sampai-sampai perutku selalu menghadirkan banyak kupu-kupu. Hahahaha berlebihan bukan? Mana mungkin aku dapat menghadirkan banyak kupu-kupu diperutku? Aku bukanlah penyihir. Tapi itu terlalu nyata saat ada kamu.  Mungkin kepulan asap yang keluar dari kopimu pun tahu akan hal itu. Tahu kah kamu bahwa kita selalu berbanding terbalik? Ada beberapa hal yang ingin aku jelaskan bahwa kita berbanding terbalik. Kamu penyuka kopi, aku sangat suka dengan

Apa yang Kalian Pikirkan?

Apa yang kalian pikirkan setelah melihat gambar di atas?? Banyak pemikiran dan perkiraan bukan? Namun, ada satu hal yang dibayangkan oleh sang pembuat gambar yang ingin disampaikan. Dan aku tidak tahu. Apakah yang aku pikirkan dengan gambar ini sesuai dengan pemikirannya. Dari gambar itu, aku melihat tiga orang manusia sedang memendam perasaannya masing-masing. Lelaki paling depan, entah sedang melihat apa. Tak tergambarkan dengan jelas. Tapi, ia dengan angkuhnya berdiri tegak. Ditunjukan dengan tangan yang ia masukkan ke dalam kantung celananya. Bahkan nampaknya ia tidak peduli dengan seorang perempuan yang berusaha melindunginya dari hujan. Perempuan itu terlihat bersusah payah untuk melindungi sang lelaki dengan memegang payung yang ia arahkan kepadanya. Sampai ia tampak mencondongkan tubuhnya. Perempuan tersebut terlihat ingin terus mendekat. Perempuan itu seakan memiliki harap, agar sang lelaki pertama melihatnya dengan sejuta perhatian bahkan pengorbanan yang telah ia berikan. Na

Pertanyaan

Kenapa kita terjebak dalam ketidakpuasan? Mengapa kita berada dalam ketakutan? Kenapa kita harus terus mencari? Mengapa semuanya samar? Semuanya ragu untuk terungkap. Kita takut. Apa yang kita butuhkan? Aku sudah menemukan. Namun tidak untukmu. Kita terlalu nyaman. Sehingga tak sadar semuanya bisa menjadi sia-sia. Meskipun aku ragu semua ini sia-sia. Haruskah aku terus berdiri dan menunggu sampai kamu sadar? Sadar untuk melepas takut dan ragumu Atau, aku harus berlari dan menoleh sejenak ke sekelilingku.... Aku takut menyakiti seseorang, ataupun kamu. Aku takut untuk egois pada diriku sendiri. Aku takut ini tidak seimbang. Aku takut akan ada menyesal lagi. Aku harus bagaimana? Tidakkah bisa kamu memberiku jawaban?

Terganti dan digantikan

Ada yang pernah bilang bahwa ngga ada yang bisa gantiin posisi seseorang, karna tiap orang itu berbeda. Setiap orang punya porsi dan sifat yang berbeda. Termasuk dengan orang yang pernah menyakiti hati kita ataupun kita benci. Karena menurutnya, dia bukan menggantikan posisi mereka. Tetapi ia meninggalkannya (ditinggalkan). Dan aku menyetujuinya. Aku berpendapat bahwa posisi semua orang akan tergantikan dan digantikan dengan "seseorang" yang lain (baru). Tetapi ia mengatakan lagi bahwa mereka yang menggantikan tidak akan pernah bisa menjadi seseorang itu. Sebelumnya, aku sangat takut untuk tergantikan atau digantikan. Tidak ada yang tahu kedepan akan seperti apa. Ya, aku sangat tahu bahwa aku cuma seorang diri di dunia ini. Terlahir atas sifat dan porsi milikku sendiri. Berbeda dengan kamu, dia atau siapapun. Dan tidak ada orang yang sama denganku. Ini bukan tentang suatu hubungan atau move on. Namun ini tentang siapa seseorang itu di hidupmu. Tentang seberapa berarti orang i

Pernahkah?

Pernah ngga sekali aja kalian (khususnya para cewek) posisiin diri sebagai cowok?? Khususnya dalam hal mencintai dan dicintai. Kalau pernah, apa rasanya? Gimana rasanya? Apakah sakitnya sama seperti kita? Semuanya punya alasan dan jawaban masing-masing. Sebenarnya jadi cowok itu (juga) sulit. Dia harus berusaha mati-matian (ngga mati-matian juga sih) buat ngedapetin satu cewek idamanannya. Pernah ada seseorang yang bilang ke gue kayak gini "mikir ngga? Cowok yang capek-capek ngejar, nembak tapi dia yang diputusin. Atau ngga ditolak." Setelah dia ngomong gitu, gue langsung mikir "oh iya ya. Ternyata jadi cowok sakit juga." Tapi, cewek punya alasan untuk itu semua. Alasan untuk nolak atau mutusin.  Dan gue berpikir, kadang atau seringnya kita sebagai cewek ngga pernah mikirin gimana perasaan mereka. Apa niat baik dari mereka yang seringnya selalu salah di mata kita. Cewek itu insecure. Mungkin dia seperti itu karena pernah merasakan sakit hati. Jadi dia selalu waspada

Bahagia?

Bahagia? Sebenarnya bahagia bukanlah pertanyaan, melainkan suatu pernyataan. Bahagia itu relatif. Aku tahu. Tapi apakah aku bahagia? Bahagia itu kamu. Aku sangat tahu. Kamu? Apakah kamu bahagia? Bahagia kita. Apa iya? Siapa yang menjawab? Bahagia itu sakit. Aku lelah untuk menjawabnya. Iya. Bahagia itu sulit. Kata siapa? Bahagia hanyalah bahagia. Kamu?

Dilemaku

Tenggelamku dalam semu Cahaya matahari memantulkan sinar Entah apa yang kutunggu Semua terlintas, membuat mataku berbinar Harus berapa kali aku mengatakannya Cukup bosan aku menulisnya Membuang banyak kertas dan tinta Serta rima dan aksara Hanya untuk dirimunyang tak perasa Tak mudah ku mengertimu Banyak sajak yang tak kau tahu Aku selalu merindu Kau tidak tertuju Apa yang ku rasa Mungkin kau tak pagam Berlari dan berhenti Aku tak tahu pasti Aku ingin terlepas Bebas Tapi kau menahan Tak berbicara, hanya berisyarat Apa kau lupa siapa aku? Bagaimana aku bersikap kepadamu? Apa yang kurang? Aku selalu mengerti Tapi aku selalu tersakiti Mengapa egois Seperti aku harus mengais-ngais Aku menangis Kau tak peduli Berapa lama? Hanya ada tanda tanya Tak bergerak. Tak berpindah Susah Ps: tertulis tahun 2013

Ramadhan Punya Cerita

Alhamdulillah. Satu bulan penuh ramadhan telah dijalani. Dan di tahun ini ramadhan terasa berbeda. Di bulan ini aku mendapat pelajaran. Untuk tidak menjadi orang yang egois terhadap perasaan diriku sendiri, tidak menuduh dan memaksa seseorang untuk menyenangkan hatiku, dan tidak berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak akan merubah hal lainnya. Aku juga mulai paham tentang artinya seorang sahabat dalam keadaan apapun. Sahabat yang tidak akan pernah terpecah meskipun ia terlibat dalam masalah. Tak ada kata egois dalam "sahabat" yang ada hanya satu "rasa yang tak pernah terpisahkan". Dan ini untuk mereka.  **namun nampaknya ini belum bisa aku terapkan ke kamu. Karena kamu terlalu spesial dan berbeda.** Ada beberapa yang lain. Satu sisi membuat sedih, tapi di sisi lain ada beberapa yang membuat bahagia dan selalu bersyukur. Ramadhan tahun ini, kami semua kehilangan sosok bapak (kakek aku). Ia meninggalkan kami untuk selamanya secara tiba-tiba. Membuat kami sangat keh

Sekarang Aku (Mulai) Mengerti

Sering aku bertanya mengapa aku ditakdirkan untuk mempunyai sifat seperti ini. Mungkin sebagian besar dari kalian tidak akan pernah tahu dan mengerti tentang sifat apa yang sering aku pertanyakan. Biarlah hanya aku yang mengetahuinya. Semakin lama, aku mulai semakin paham mengapa aku ditakdirkan untuk mempunyai perasaan seperti ini. Allah punya cerita untukku. Dan Ia punya suatu rencana besar untukku. Orang-orang disekitarku datang dan pergi. Terganti dan digantikan. Aku mengerti itu sudah menjadi hukum alam yang Allah tuliskan. Dan semuanya menjadi pelajaran. Aku belajar, mengajarkan, memahami dan dipahami akan semuanya. Mungkin Allah memberikan sifat ini kepadaku agar aku dapat menjadi pelindung dan pembangkit semangat orang-orang di sekitarku. Membuat mereka tersenyum selayaknya tanpa beban atau menjadi pundak untuk mereka menangis. Serta memeluknya ketika mereka bersedih. Tidak munafik diriku juga memerlukan orang-orang yang dengan sigap hadir tanpa harus diundang, memelukku tanpa

Tanpa Judul

Ada kata yang tak bisa diungkapkan melalui kata Ada rasa yang tak jelas tergambarkan melalui perbuatan Aku tidak paham apa arti akan semua ini Aku cuma bisa menahan... Sampai kapan?? Semuanya terus bergulir mengikuti detik waktu yang berlalu. Semuanya Masih adakah harapan untuk mengubah semuanya yang tlah terjadi?? Akankah waktu akan menjawab tentang rasa yang tak henti cemas? Aku benci iri hati ! Aku benci rasa ragu ! Aku benci akan takut ! Aku benci akan rasa tidak aman ! Dan aku benci semua hal yang membuatku meneteskan air mata. Apapun itu. Dan aku benci akan egois pada diriku Benci akan rasa cemburu yang terus menghantui Benci akan rasa kehilangan....

Maaf

Mungkin ini memang kesalahan terbesar. Ya, aku tahu. Mungkin tak ada lagi kata maaf yang dapat kamu terima. Aku dapat merasakan bagaimana sakitnya hatimu. Dulu, aku juga pernah merasakan gimana sakitnya hati itu. Konflik kita memang beda, namun tetap saja hati yang terserang. Maaf, karena aku tidak pernah memikirkan perjuangan niat baikmu untukku. Maaf karena aku selalu menyalahkan niat baikmu. Maaf jika semuanya sudah terlalu salah dan tidak bisa dimaafkan. Aku tahu terlalu banyak kata maaf yang aku sampaikan. Terlalu banyak penyesalan yang telah aku lakukan. Terlalu banyak. Namun jujur saja, aku tak mengharapkan ini terjadi. Silahkan kamu membenciku. Karena kemarin akibat permasalahan itu aku telah membencimu. Sekarang kita seri. Dan akan kutunggu kamu pulang. **ps: ada banyak hal yang harus aku tunda karena hal ini. Akan ada banyak hal yang akan gagal karena masalah ini. Kamu tidak perlu tau apa hal itu. Yang jelas itu membuat aku sangat menyesal dan sedih.

(Masih) Terlalu Takut

Hay..... Aku mulai menuliskannya lagi. Maaf, kalian harus membaca tentang hal yang mungkin masih sama. Tentang rasa yang enggan pergi dan tentang masa yang terus berlalu. Dia masih terlalu takut kawan. Tiba-tuba hatinya menjadi rapuh kembali. Entahlah, aku pun tak mengerti apa yang terjadi padanya. Hanya saja ia seperti paranoid. Takut akan hal yang belum tentu terjadi. Mungkin benar, hal yang ia takutkan terbawa sampai mimpinya. Bukan mimpi yang ditakutinya. Namun aku paham apa yang menjadi dasar akan ketakutannya. Kalian pun munkin tahu apa itu. Ya. Kehilangan. Siapa yang tidak takut akan itu?? Mungkin hanya orang gila yang tidak takut akan itu. Aku sangat mengertinya. Ia takut akan perubahan. Ia takut semesta akan berkonspirasi membuat ketakutannya menjadi hal yang nyata. Banyak yang sudah berjanji untuk tidak pergi. Namun kembali lagi. Mereka hanya dapat berjanji;yang mudah diingkari. Dan kepercayaannya terhadap itu sudah semakin kecil. Tak ada yang tahu Tuhan memberikan waktu yang

Titipan Terindah

Aku tahu, ucapan terima kasih tak cukup. Bahkan jika aku ucapkan seribu kali pun. Aku hanya dapat bersyukur kepada Allah, Tuhanku. Yang telah memberikan aku sebuah titipan berharga. Selain mama, papa, papi, om, keluarga dan sahabat-sahabat yang aku punya dan selalu menyayangiku. Serta dia. Teima kasih. karena Engkau telah mempertemukan. Terima kasih. karena aku tidak lagi sendiri. Terima kasih. karena ia aku mendapatkan seorang kakak. Terima kasih. karena ia aku bisa mendapatkan sahabat Terima kasih. Karena ia aku tidak lagi terpuruk. Terima kasih. Karena ia aku dapat tertawa kembali. Terima kasih. Karena dengan manjanya aku dapat merasa sebagai seorang kakak. Karena melalui perlindungannya ia dapat menjadi pengganti mama serta papa bahkan papi. Karena melalui candanya aku dapat menghapus semua rasa sedih bahkan tangis. Karena melalui kabarnya aku tak khawatir. Karena dengan kebahagiaannya aku dapat lebih bahagia darinya. Dan karena senyumannya aku dapat merasakan keindahan. Terima kas

Kosong

Pada paragraf ini tertulis, aku. Tanpa rasa. Tanpa kata. Tak ada makna, tak perlu dipikirkan. Hanya ada kertas. Tak ada pena. Hanya ada penat. Tak ada kita. Sunyi. Gelap. Hampa. Tertulis kita. Penghapus terarah padanya. Pada setiap kata yang ada. Kosong. Tak berdaya. Tak ada kamu, apalagi kita. Mati rasa...

Tanpa Judul

Sebenarnya aku ingin bercerita kembali, Namun aku takut ada salah sangka dan membuat pertengkaran itu terjadi lagi. Aku tak ingin.... Aku rindu menumpahkan semuanya dalam tulisan.. Namun terkadang tulisanku membawa petaka. Aku tak ingin jarak menguasainya kembali, Aku tak ingin ego mengambil kemudi diantara kami, Aku tak ingin.. Sekarang aku bahagia, Namun aku takut jika kebohongan menyelemuti kami kembali, Jika semuanya terlalu hitam untuk dijadikan putih, Ketika semuanya tertutup oleh kabut, Ketika tak ada lagi kata maaf, Ketika semuanya tak bisa lagi kembali.. Semoga itu hanya ketakutanku saja, Semoga itu takkan terulang kembali, Harapku hari ini, Aku dan kamu akan tetap seperti ini.. Sampai kapanpun. Meskipun menjalani keadaan seperti ini butuh pengorbanan, pengertian, keihklasan, sabar bahkan air mata....

Ternyata (belum) Berakhir

Pernahkah kalian percaya akan kekuatan kata? Atau mungkin lebih tepatnya ini berasal dari kekuatan cinta?? Hey! Tunggu dulu. Ini bukan cinta seperti yang kalian bayangkan. Tak perlu menerka-nerka seperti apakah cinta yang ku maksud ini. Karena itu tidaklah penting untukmu, untuk kalian terlebih untuk seseorang yang tidak mengetahui hal apapun tentang kami :) Hanya melalui surat pendek elektronik semuanya berubah. Dari dulu sudah aku katakan bahwa kami mempunyai sifat yang sama; egois. Mungkin kami terlalu gengsi dan munafik akan rasa yang hadir. Tapi akhirnya kita mengetahuinya. Terima kasih untuk kamu; seseorang yang namanya tak perlu saya sebutkan. Karena kamu telah membuat kami menjadi lebih tahu akan pribadi masing-masing. Karena kamu kami menjadi sangat mempercayai dan karena kamu kita kembali lagi :p Kata maaf telah terucap dari masing-masing kami. Kembali mempercayai salah satunya. Dan tetap mempertahankan sesuatu yang telah dibuat sejak lama.. Terima kasih... Karena semuanya be

(Bukan) Mimpi Indah

Ini yang kesekian kalinya, Terbangun dan membuat dada ini terasa sesak Tak mengerti apa yang salah dengan diriku Bukankah mimpi hanyalah bunga tidur? Namun mengapa aku sampai seperti ini? Rasanya seperti mati. Udara terlalu mencekik ketika aku terbangun Semuanya tergambar jelas Apa yang salah dari diri ini? Benci aku dengan mimpi ini Menyakitkan. Menamparku yang sedang dalam kenyataan. Dapatkah aku terus terbangun dan tidak bermimpi lagi? Bermimpi seperti ini maksudku, Aku tidak ingin ia hadir. Meskipun itu hanya sementara Untuk saat ini. Sampai hatiku benar-benar menerimanya....

Aku Siap

Kenapa kita seperti ini ? Pernahkah akhir ini terbayangkan olehmu? Aku tidak menyangka kita akan berakhir seperti ini, Tragis.. Mengapa aku terpilih sebagai seorang yang tak bisa memilikimu? Ah ya, aku seperti orang yang tak punya harga diri bukan? Itu seperti yang temanmu katakan kepadaku Sudahlah. Aku tak akan membahas dan mencari tahu alasan dirimu untuk semua ini Aku tahu diri. Sekarang, Kamu bebas. Tak ada lagi orang yang egois seperti ku Tak ada lagi orang yang manjanya membuatmu gerah Tak ada lagi yang memaksamu menahan kantuk hanya untuk berbicara lewat sebuah layar Tak akan ada lagi orang yang berlebihan dan hanya mengejar bayangan sepertiku Aku ikhlas.. Jagalah ia yang dapat memiliki hatimu, Sekarang kamu berhak melakukan apapun yang menjadi hakmu Anggap saja aku tak melihat Anggap saja aku tak tahu bahwa sekarang sudah ada perempuan yang memegang tanganmu layaknya aku dulu Sudah ada perempuan yang mendapatkan hangat peluk serta tangan sigapmu untuk me

Terima Kasih

Terima kasih sudah hadir Terima kasih telah memberi Terima kasih untuk rasa yang tulus Namun, jika itu hanyalah sebuah kebohongan aku takkan marah Sebab aku telah merasakan hal yang berarti Sebab aku telah mencinta lagi Terima kasih untuk rasa cinta yang engkau berikan Namun, jika itu hanyalah semu aku tidak akan menangis Terima kasih untuk rasa sakit ini Terima kasih karna engkau, aku dapat merasakannya kembali Tak perlu meminta maaf, karna dari jauh sebelum kamu menyadarinya aku sudah memaafkan Karna engkau hadir atas izin-Nya Karna engkau adalah takdirku Karna engkau ceritaku telah kembali Karna engkau aku semakin kuat Karna engkau aku belajar untuk ikhlas Terima kasih atas detik yang terlewat Terima kasih atas apa yang telah kamu perjuangkan meskipun jika itu tak terlihat Terima kasih atas pengorbananmu yang sampai saat ini aku tak tau apa maksudnya Terima kasih untuk rangkaian kata yang membuat perutku bergemuruh Terima kasih untuk tetap

(Akhir) Sebuah Cerita Klasik

Teman.... Cerita ini akan ditulis kembali, namun tampaknya ini adalah bagian akhir. Karena sudah banyak air mata yang tumpah karena kisah ini. Sudah banyak juga emosi yang memuncak karena tulisan ini. Oleh karena itu, mungkin ini adalah yang terakhir. Tidak tahu sudah berapa waktu yang telah terlewat. Namun semuanya masih cukup menyakitkan bila teringat. Mengecewakan bila dirasakan. Dan hanya akan ada emosi jika semuanya dibahas secara rinci. Sampai saat ini semuanya terlalu sulit untuk dipahami. Semuanya masih sulit untuk dipikir melalui kepala dingin tanpa emosi yang menyulut. Pada akhirnya, komitmen yang dipercayai membawa sebuah kebahagiaan menemukan titik hancur dan kepedihan dengan sendirinya. Ini menyakitkan. Situasi yang terjadi terlalu menyakitkan dan mengecewakan. Tokoh baru yang tiba-tiba muncul merusak semuanya. Tak ada yang mengharapkan sang tokoh baru itu, uhmm tapi tunggu mungkin ada tokoh lain yang menginginkannya namun jelas bukan sang gadis kecil yang mengi

Kecewa (dikecewakan atau mengecewakan)

Menurut KBBI: ke·ce·wa  /kecéwa/  a   1  kecil hati; tidak puas (krn tidak terkabul keinginannya, harapannya, dsb); tidak senang:  kami -- thd penyambutannya yg dingin;   2 cacat; cela:  tidak ada -- nya;   3  gagal (tidak berhasil) dl usahanya dsb:  segala tindakan pengamanan akan tetap -- jika biang keladi kejahatannya tidak dibasmi;-- ***  Dan tanpa perlu gue bahas secara panjang lebar mungkin kalian udah sangat paham tentang apa arti dari kekecewaan itu sendiri. Akhir-akhir ini gue ngerasain arti dari kecewa sepenuhnya. Bukan lagi karena tidak puas, bukan karena keinginan gue nggak terkabul, bukan lagi karena sebuah harapan atau bahkan hal lainnya. Tapi kecewa gue kali ini karena suatu kepercayaan. Mungkin kalian tau, atau pernah berpikir bahwa suatu kepercayaan adalah hal yang termahal di dunia ini. Karena sebagai manusia kita berhak memilih kepada siapa kepercayaan kita akan diberikan. Tapi nampaknya di jaman ini semua manusia sudah menyalahgunakan arti

Sebuah Cerita Klasik 3

Hai teman, kali ini aku akan bercerita kembali. Namun nampaknya ini adalah cerita terakhirku. Gadis kecil itu terlihat murung. Aku tidak tahu pasti apa penyebab dari kemurungannya. Dia tidak bercerita. Ia hanya bungkam saat aku menatapnya. Ia hanya mengatakan "aku akan baik-baik saja". Memang, aku sempat mendengar pembicaraan gadis itu dengan salah satu sahabatnya. Yang aku dengar ia mengucapkan "aku tidak menyangka." "Aku sudah mempunyai firasat ini sebelumnya." "Yang aku takutkan terjadi." "Kenapa semuanya jadi begini?" Aku hanya dapat menatapnya. Aku ingin sekali memeluknya. Namun sekarang ia tak acuh terhadapku. Seakan-akan ia tidak menganggap kehadiranku. Atau mungkin ia hanya tidak ingin membuatku basah kembali. Teman.. Ada satu hal yang ingin kuberi tahu kepada kalian. Sebenarnya aku mengenal lelaki itu. Bahkan sangat mengenalnya. Hanya saja aku sudah lama tak bertemu lagi dengannya. Ingin sekali rasanya aku bertanya kepadanya te

Sebuah Cerita Klasik 2

Teman... Ternyata gadis kecil itu masih  menangis. Memang tidak sering, tetapi tetap saja air matanya jatuh. Dan mungkin bagi kamu yang mengikuti cerita ini tahu akan sebabnya. Aku masih tidak mengerti mengapa hatinya terlalu rapuh untuk hal kecil. Aku tahu, kali ini ia cemburu. Namun aku bingung untuk apa dia cemburu? bukankah dia sudah berkomitmen. Memang, komitmen itu tidak pernah mudah. Komitmen dibuat atas dasar ingin mengikat. Namun, jika ia sudah berkomitmen dengan lelaki itu seharusnya ia kuat, tidak lemah seperti ini. Ah kamu !! mengapa kamu terlihat lemah sekali? wahai gadis kecil, bisakah kamu mengkokohkan hatimu lebih dari ini? tebalkan hatimu. Tebalkan rasa percaya pada dirimu. Aku tahu jadimu tidaklah mudah. Banyak dorongan dari orang disekitarmu untuk meninggalkannya. Namun aku tahu, kamu tidak ingin. Entah sampai kapam kamu tidak ingin dan terus egois. Aku tahu, kamu termasuk ke dalam orang-orang yang luluh dan hancur karena rasa nyaman. Namun aku sedih jika aku

Sebuah Cerita Klasik

                Kali ini aku ingin bercerita mengenai seorang gadis kecil yang selalu merasa kesepian. Aku tidak pernah mengerti mengapa ia selalu merasa kesepian. Padahal ia termasuk orang yang mempunyai banyak teman dan keluarga yang menyayanginya. Namun ia seperti mempunyai dunianya sendiri. Ia sering kali menyendiri, hanya mendengarkan musik dan tidak menghiraukan orang di sekitarnya. Yang aku tahu, ia mempunyai sebuah rahasia yang ia simpan sejak lama. Ia penat dengan semua itu. Namun ia tak bisa mengeluarkannya. Sampai ia bertemu dengan seseorang yang mengubah pribadinya.                 Orang itu adalah seorang pemuda yang dapat membuatnya nyaman. Orang asing yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Dan ia dapat membuatnya nyaman. Dari dulu ia memang tidak bisa melepaskan seseorang yang membuatnya nyaman. Lelaki itu dapat merubahnya menjadi seorang yang periang, penuh semangat dan dapat mengeluarkan kepenatannya. Di depannya ia selalu memunculkan senyum indah, karena lelaki it

Aku, Hati, dan Logikaku

Apakah ada yang dapat menjawab darimana cinta berasal? Tuhan? sudah pasti. Namun bukan itu jawaban yang aku maksud. Siapa yang duluan merasakan cinta? Hati, ataukah logika yang menyuruh hati untuk merasa Dapatkah kamu menjawabnya? Aku tak mengerti mengapa hati dan logikaku selalu bertentangan. Terutama dalam hal cinta. Mereka seperti mempunyai jalan masing-masing. Meskipun terkadang mereka seperti seorang sahabat yang tak pernah terpisahkan. Waktu itu pertama kalinya hati membuatku merasakan suatu getaran. Logika mengatakan bahwa itu hanya sebuah perasaan sesaat yang tidak akan bertahan lama. Namun aku tak begitu mempercayainya. Karena kupu-kupu selalu berterbangan seenaknya di dalam perutku ketika ia menyapaku. Meskipun hanya sekadar di layar virtual. Sepanjang waktu yang terlewati, hati berkata bahwa perasaan ini tak salah. Namun terkadang logika mengatakan bahwa perasaan ini sangatlah salah. Mengapa begitu? aku tak acuh Hati berucap bahwa tidak ada cinta yang sia

Peri(a) Kesepian

Kamu datang ke belahan bumi, menemui aku tentunya Tak lupa membawa tongkat saktimu itu. Kamu memperkenalkan namamu sebagai peri, mungkin lebih tepatnya peria (baca:pria) . Karena kamu adalah lelaki. Tapi tak apa, aku tetap menganggapmu sebagai peri. Kamu datang dalam sedihku, mengayunkan tongkat berwarna emas dilengkapi bintang pada puncaknya. Kamu menggumamkan bibir, seperti sedang membaca doa. Entah doa apa. Katamu itu adalah mantra agar aku tak akan pernah sedih lagi. Dan itu terbukti. Sejak saat itu aku tak pernah sedih lagi. Kamu selalu datang saat aku senang maupun sedih. Walaupun aku sedih, kamu selalu tau cara mengkikis rasa sedih atau kecewa itu. Dengan membawa kebahagiaan yang tak pernah habisnya. Katamu aku adalah sahabat kesayanganmu, Aku terperangkap dalam nyamanmu peri. Apakah orang lain yang berada di dekatmu juga seperti ini? Terhipnotis oleh mantra yang kau rapalkan dan tanpa sadar ia sudah luluh dihadapanmu? Mantra apakah yang engkau gunakan peri? ber

(Bolehkah) Aku Takut (?)

"Kau jauh. Mengapa terasa begitu jauh. Padahal kau ada di dekatku, tersenyum kepadaku. Tapi tetap terasa jauh." Aku takut. Padahal semuanya sudah terjanjikan. Bukankah janji tidak boleh diingkari? namun, kenapa kau harus takut? Semuanya terasa begitu jauh, bukankah begitu? Atau mungkin ini hanya sebuah perasaanku saja?? Aku takut sayang... Menurutku semuanya terlalu samar untuk digenggam Semuanya terlalu buram untuk terlihat Semuanya terlalu ragu untuk dijelaskan Semuanya, semuanya Aku takut sayang... Jika ini adalah mimpi indah dari sebagian tidurku Hanyalah angan yang tidak selamanya bertahan Hanyalah angin yang berhembus untuk menyegarkan Aku takut.... Aku takut tali ini tak cukup kuat untuk menahanmu Terlalu rapuh untuk menjaga kita, Aku takut semuanya akan berkarat seiring dengan waktu yang berjalan Sayang, bolehkah aku takut untuk kehilanganmu Aku tau ini terlalu egois, Aku tau semuanya tak mungkin dapat bertahan selamanya Aku tau, Kita hanya

Akhir Maret;Haru

Akhirnya sampai juga pada penghujungmu. Tak terasa 31 hari berlalu begitu cepat. Kamu memberiku pelajaran berharga di tahun ini. Membuatku lebih dewasa untuk menghadapi hari-hari berikutnya yang sudah menungguku. Mengajarkan betapa pentingnya sabar dan ikhlas yang harus aku tanam setiap waktu. Dalam awalmu aku memasuki gerbang selanjutnya dalam lingkup kemahasiswaanku. Merapal harapan agar semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Di pertengahanmu aku merasa sedih kembali, karena ia (yang namanya tidak perlu disebut) membuat hatiku sedih, bukan karena ia meninggalkanku namun karena kita (terutama ia) membentangkan jarak itu kembali. Aku tidak tahu mengapa ia sangat sering membentangkan jarak, entah karena ia ingin membuat perasaanku berubah atau karena emosi yang menghinggapinya. Namun semuanya kembali seperti semula dalam pertengahanmu juga. Dan kamu memberiku kejutan yang berlipat-lipat pada akhir penghujungmu. Kamu menghadiahiku dengan tercapainya semua targetku dalam

Review Bangkok;The Journal

MOEMOE RIZAL Gagasmedia, 2013 436 Halaman Rp. 57.000 Blurb Pembaca tersayang, Siapkan paspormu dan biarkan cerita bergulir. BANGKOK mengantar sepasang kakak dan adik pada teka-teki yang ditebar sang ibu di kota itu. Betapa perjalanan tidak hanya mempertemukan keduanya dengan hal-hal baru, tetapi juga jejak diri di masa lalu. Di kota ini, Moemoe Rizal (penulis Jump dan Fly to The Sky) membawa Edvan dan adiknya bertemu dengan takdirnya masing-masing. Lewat kisah yang tersemat di sela-sela candi Budha Wat Mahathat, di antara perahu-perahu kayu yang mengapung di sekujur sungai Chao Phraya, juga di tengah dentuman musik serta cahaya neonyang menyala di Nana Plaza, Bangkok mengajak pembaca memaknai persaudaraan, persahabatan, dan cinta.  เที่ยวให้สนุก, tîeow hâi sà-nùk, selamat jalan, *** Bangkok;The Journal menceritakan tentang Edvan yang berprofesi sebagai arsitek muda berbakat. Dalam umurnya yang terbilang muda, Edvan sudah berhasil mencapai kesuksesannya sebagai arsite

Rainy Sunday

23 Maret 2014 02.55 "Saat hujan ingin datang ke bumi. Kamu membuat hujan itu terlebih dahulu. Dan aku setelahnya. Kita menangis. Mungkin juga tersenyum. Dalam pembatas. Dengan hati dan janji yang terikat. Entah sampai kapan....." - Yours

Gelang Simpul

Matahari baru memunculkan sinarnya, tetapi perempuan itu sudah duduk manis di bangku favoritnya. Tepat di depan kelas ia sudah menunggu. Beberapa kali ia mengetuk lantai menggunakan tumit kakinya. Sambil terus menyandungkan lirik lagu kesukannya ia terus menatap pada gerbang sekolah yang berada di depan hadapannya “Ah akhirnya dia datang.” Ucap perempuan itu sumringah Lelaki yang ditunggunya sedari tadi masuk dengan langkah terburu-buru. Sepatu converse belel yang menjadi ciri khasnya terus mengikuti langkahnya yang tegap. Tidak lupa juga ia mengenakan jaket kulit berwarna cokelat itu. Perempuan itu segera menghampirinya. “Pagi” ucap lelaki itu seraya memperlihatkan barisan giginya yang rapih. “Pagi juga” balas perempuan itu. “mana? Ngga lupa kan?” “Nih. Ngga bakal lupa kok. Kan selalu dipake.” Jawab lelaki itu seraya memperlihatkan gelang yang melekat di tangan kanannya. “yaudah aku ke kelas dulu ya.” Ucapnya sambil berlalu setelah mengusap kepala perempuan itu dengan

Tanda Tanya

Entah aku akan mampu atau tidak dengan rasa seperti ini Rasa yang tak jelas arah tujuannya, perasaan yang tak tahu harus kemana aku tuntun Perasaan yang terkadang begitu kuat seperti gunung tinggi yang tak tergoyangkan Mendengarkan suara cintamu membuatku selalu membuatku menginginkan pertemuan itu.. Terkadang aku bagaikan sebatang lidi yang mudah dipatahkan bila teringat dengan keadaan ini Keadaan yang tak mungkin terus menerus aku jalani Apakah sebaiknya aku menepi saja? Memastikan apa adrti dari perasaan ini, mengetahui apa arti dari perasaan ini? Rasanya ingin ku berlabuh dari perjalanan yang begitu banyak memberikan arti dalam hidup Namun apakah engkau tempat yang tepat untuk tujuanku berlabuh. Menyandarkan mutiara cinta yang selama ini aku pertanyakan... Tertanda: K

Surat Terakhir

#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-30 Ini adalah surat terakhir. Namun ini bukanlah sebuah perpisahan. Karena apa? Karena aku akan terus menulis untukmu. Namun tidak disini. Sayang maaf jika sebagian suratku ditujukan untukmu. Aku tahu mungkin ini berlebihan namun ini hanyalah sebuah pelampiasaan dari rasaku ini. Sayang maaf, jika di semua surat yang ku tulis untukmu hanyalah sebuah rasa egois yang terus memintamu untuk mengerti. Atau rindu yang harus kamu bayar dengan pertemuan. Maafkan aku sayang. Aku harap kamu bisa paham dan mengerti. Terima kasih untuk tukang pos setia kak @gembrit yang selalu mengantar suratku ini. Terima kasih telah membaca dan mungkin mengerti apa isi dari hatiku. Terima kasih Terima kasih untuk bose @poscinta yang telah mengadakan project ini. Karena kamu aku bisa menulis surat. Karena kamu perasaan ini tersampaikan. Karena kamu aku tidak sendiri. Maafkan aku tukang pos setia dan bose tercinta karena aku tidak konsisten dalam menulis surat ini selama 30 hari. Ma

Sayang

#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-29 Sayang, apa kabarmu hari ini? Terlebih kabar hatimu hari ini, apakah ia masih sakit? Atau ia sudah menemukan kebahagiannya. Sayang, maaf jika aku lancang memanggilmu sayang. Itu hanya aku ingin kamu tau bahwa kamu adalah sayangku. Aku tak berharap bahwa aku adalah sayangmu. Sayang, coba ceritakan apa yang sedang kamu rasakan. Apa yang sedang ada kepalamu, yang menyiksa pikiranmu akhir-akhir ini. Sayang, katakan siapakah yang kamu rindu sekarang. Siapa ia yang dapat merebut rindumu? Siapa ia yang dapat memiliki celah kecil di hatimu. Sayang aku ingin mengetahuinya. Sayang, apakah aku pernah berhasil merebut rindumu darinya? Apakah aku pernah menempati celah kecil di hatimu itu? Sayang katakanlah. Aku ingin mendengar darimu. Sayang, apa kelebihan ia yang dapat membuatmu bertekuk lutut? Apa yang ia lakukan untuk membuatmu jatuh cinta? Jika itu adalah nyaman bukankah aku memilikinya? Jika ini hanyalah masalah fisik, bukankah Tuhan menciptakan umatnya ber