Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Sebuah Cerita Klasik 2

Teman... Ternyata gadis kecil itu masih  menangis. Memang tidak sering, tetapi tetap saja air matanya jatuh. Dan mungkin bagi kamu yang mengikuti cerita ini tahu akan sebabnya. Aku masih tidak mengerti mengapa hatinya terlalu rapuh untuk hal kecil. Aku tahu, kali ini ia cemburu. Namun aku bingung untuk apa dia cemburu? bukankah dia sudah berkomitmen. Memang, komitmen itu tidak pernah mudah. Komitmen dibuat atas dasar ingin mengikat. Namun, jika ia sudah berkomitmen dengan lelaki itu seharusnya ia kuat, tidak lemah seperti ini. Ah kamu !! mengapa kamu terlihat lemah sekali? wahai gadis kecil, bisakah kamu mengkokohkan hatimu lebih dari ini? tebalkan hatimu. Tebalkan rasa percaya pada dirimu. Aku tahu jadimu tidaklah mudah. Banyak dorongan dari orang disekitarmu untuk meninggalkannya. Namun aku tahu, kamu tidak ingin. Entah sampai kapam kamu tidak ingin dan terus egois. Aku tahu, kamu termasuk ke dalam orang-orang yang luluh dan hancur karena rasa nyaman. Namun aku sedih jika aku

Sebuah Cerita Klasik

                Kali ini aku ingin bercerita mengenai seorang gadis kecil yang selalu merasa kesepian. Aku tidak pernah mengerti mengapa ia selalu merasa kesepian. Padahal ia termasuk orang yang mempunyai banyak teman dan keluarga yang menyayanginya. Namun ia seperti mempunyai dunianya sendiri. Ia sering kali menyendiri, hanya mendengarkan musik dan tidak menghiraukan orang di sekitarnya. Yang aku tahu, ia mempunyai sebuah rahasia yang ia simpan sejak lama. Ia penat dengan semua itu. Namun ia tak bisa mengeluarkannya. Sampai ia bertemu dengan seseorang yang mengubah pribadinya.                 Orang itu adalah seorang pemuda yang dapat membuatnya nyaman. Orang asing yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Dan ia dapat membuatnya nyaman. Dari dulu ia memang tidak bisa melepaskan seseorang yang membuatnya nyaman. Lelaki itu dapat merubahnya menjadi seorang yang periang, penuh semangat dan dapat mengeluarkan kepenatannya. Di depannya ia selalu memunculkan senyum indah, karena lelaki it

Aku, Hati, dan Logikaku

Apakah ada yang dapat menjawab darimana cinta berasal? Tuhan? sudah pasti. Namun bukan itu jawaban yang aku maksud. Siapa yang duluan merasakan cinta? Hati, ataukah logika yang menyuruh hati untuk merasa Dapatkah kamu menjawabnya? Aku tak mengerti mengapa hati dan logikaku selalu bertentangan. Terutama dalam hal cinta. Mereka seperti mempunyai jalan masing-masing. Meskipun terkadang mereka seperti seorang sahabat yang tak pernah terpisahkan. Waktu itu pertama kalinya hati membuatku merasakan suatu getaran. Logika mengatakan bahwa itu hanya sebuah perasaan sesaat yang tidak akan bertahan lama. Namun aku tak begitu mempercayainya. Karena kupu-kupu selalu berterbangan seenaknya di dalam perutku ketika ia menyapaku. Meskipun hanya sekadar di layar virtual. Sepanjang waktu yang terlewati, hati berkata bahwa perasaan ini tak salah. Namun terkadang logika mengatakan bahwa perasaan ini sangatlah salah. Mengapa begitu? aku tak acuh Hati berucap bahwa tidak ada cinta yang sia

Peri(a) Kesepian

Kamu datang ke belahan bumi, menemui aku tentunya Tak lupa membawa tongkat saktimu itu. Kamu memperkenalkan namamu sebagai peri, mungkin lebih tepatnya peria (baca:pria) . Karena kamu adalah lelaki. Tapi tak apa, aku tetap menganggapmu sebagai peri. Kamu datang dalam sedihku, mengayunkan tongkat berwarna emas dilengkapi bintang pada puncaknya. Kamu menggumamkan bibir, seperti sedang membaca doa. Entah doa apa. Katamu itu adalah mantra agar aku tak akan pernah sedih lagi. Dan itu terbukti. Sejak saat itu aku tak pernah sedih lagi. Kamu selalu datang saat aku senang maupun sedih. Walaupun aku sedih, kamu selalu tau cara mengkikis rasa sedih atau kecewa itu. Dengan membawa kebahagiaan yang tak pernah habisnya. Katamu aku adalah sahabat kesayanganmu, Aku terperangkap dalam nyamanmu peri. Apakah orang lain yang berada di dekatmu juga seperti ini? Terhipnotis oleh mantra yang kau rapalkan dan tanpa sadar ia sudah luluh dihadapanmu? Mantra apakah yang engkau gunakan peri? ber

(Bolehkah) Aku Takut (?)

"Kau jauh. Mengapa terasa begitu jauh. Padahal kau ada di dekatku, tersenyum kepadaku. Tapi tetap terasa jauh." Aku takut. Padahal semuanya sudah terjanjikan. Bukankah janji tidak boleh diingkari? namun, kenapa kau harus takut? Semuanya terasa begitu jauh, bukankah begitu? Atau mungkin ini hanya sebuah perasaanku saja?? Aku takut sayang... Menurutku semuanya terlalu samar untuk digenggam Semuanya terlalu buram untuk terlihat Semuanya terlalu ragu untuk dijelaskan Semuanya, semuanya Aku takut sayang... Jika ini adalah mimpi indah dari sebagian tidurku Hanyalah angan yang tidak selamanya bertahan Hanyalah angin yang berhembus untuk menyegarkan Aku takut.... Aku takut tali ini tak cukup kuat untuk menahanmu Terlalu rapuh untuk menjaga kita, Aku takut semuanya akan berkarat seiring dengan waktu yang berjalan Sayang, bolehkah aku takut untuk kehilanganmu Aku tau ini terlalu egois, Aku tau semuanya tak mungkin dapat bertahan selamanya Aku tau, Kita hanya