Skip to main content

Ketika Persahabatan Tak Membutuhkan Ekspektasi



"Just 2 people being bestfriends, listening to each other's stories, enjoying each other's company and this captivating scenery."
*Kalimat itu saya ambil dari caption instagram kak Leona.

Saya pernah menulis tentang apa arti teman murni menurutku. Kalian bisa membacanya disini http://erlitabebbyaprilianti.blogspot.co.id/2016/12/teman-murniku-adalah-kamu.html. Saat ini saya ingin bercerita tentang sesuatu hal yang menurut orang tidak mungkin, tetapi menurut saya ini adalah sesuatu yang mungkin.

Seorang perempuan bersahabat dengan seorang lelaki. Apa bisa? Bagaimana menurutmu? Pernah ada seseorang yang bilang kepada saya bahwa itu tidaklah mungkin. Karena katanya salah satu dari mereka pasti akan jatuh cinta, dan itu akan membuat semuanya menjadi rumit. Saya selalu berpikir, apa iya akan seperti itu? bagaimana jika memang tidak akan ada perasaan tersebut pada keduanya?

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk trip ke Malang bersama kak Bisma dan kak Leona. Kalian pasti tau siapa mereka kan? Tidak heran jika orang yang baru bertemu mereka menyangka bahwa mereka menjalin hubungan (pacaran), termasuk saya. Karena melihat kedekatannya keduanya dan panggilan unik yang sering mereka lontarkan. Tetapi saya salah, mereka ternyata sudah berteman sejak SMP. Dan karena hal itu, saya menjadi terinspirasi untuk membuat tulisan ini.

Bersahabat dengan lawan jenis memang terkadang membuat orang banyak beropini. Selalu ada pro kontra untuk hal itu. Tetapi kenapa tidak? Mereka membuktikan bahwa persahabatan antar lelaki dan perempuan itu bisa terjadi.

"Banyak yang bilang kita pacaran. Padahal kalo mau pacaran kenapa ngga dari dulu?"

Begitulah kira-kira jawaban kak Leona saat bercerita tentang persahabatannya kepada saya malam itu. Btw, bener kan ya kak bilang kayak gitu? hehe :p ia juga bercerita bagaimana keluarganya dekat dengan keluarga kak Bisma dan santai dengan hubungan mereka. I adore you guys!!. Dimulai dari malam itu, saya merasa bahwa saya kagum dengan mereka, dengan persahabatan mereka. Saya juga sering ditanyakan "kenapa ngga jadian aja sama itu?" "kirain pacaran" dan hal lainnya karena saya mempunya sahabat lelaki. Dan jawabannya sama dengan apa yang dibilang dengan kak Leona. Untuk menjadi seorang "kekasih" ngga segampang dengan apa yang mereka pikirkan. Berbeda dengan kak Leona, kak Bisma mempunyai pandangan tersendiri.

" Saya tipikal yang ga percaya kalo sayang harus menembak. Cupid, percuma kamu ada. Nyatanya sampe sekarang Saya sendiri, heu! Tapi untungnya masih ada pertemanan yang setia. Percaya deh, temenan itu umur nya lebih panjang...karena kita jarang berekspektasi di titik tertentu."

Kalimat itu saya ambil dari caption foto instagram Kak Bisma. Caption terbaik yang pernah saya baca. Pada kalimat tersebut, ia mengatakan bahwa pertemanan itu umurnya lebih panjang karena kita jarang berekspektasi di titik tertentu. Saya setuju dengan kalimat tersebut, karena dalam persahabatan yang kita lakukan hanyalah memberi tanpa mengharapkan suatu penerimaan. Mengalir seperti air dan menikmati setiap memori yang terjalin.


"Just 2 people being bestfriends, listening to each other's stories, enjoying each other's company and this captivating scenery."

Ketika dua orang menjadi sahabat, semuanya terasa lengkap. Menurut saya, mempunyai sahabat lawan jenis membuat hidup terasa indah. Karena ia dapat menjadi penyeimbang diantara semuanya.  Dapat lebih menjaga dan mengerti serta hadir saat apapun. Melihat kak Leona & kak Bisma selama 3 hari, membuat saya iri. Apa saya dapat mempertahankan persahabatan saya selama mereka? tanpa rasa egois atau hal apapun itu. Tanpa ada rasa cemburu diantara pasangan kita nantinya? Bahkan tanpa mereka tau, saya sering senyum-senyum sendiri saat melihat mereka bersama kemarin. Oh, sweet they are.


Sebenarnya pada saat itu banyak sekali yang ingin saya tanyakan kepada mereka, namun karena sikonnya tidak tepat dan saya malu untuk bertanya maka semua pertanyaan yang ada di kepala saya tidak tersampaikan.  Ah! padahal saya ingin bertanya apakah mereka pernah terlibat dalam "Jatuh Cinta" satu sama lain? Jika pernah, bagaimana mereka bersepakat dan tetap bertahan dengan persahabatan itu? Jika tidak, bagaimana mereka dapat menjaga perasaan persahabatan murni seperti itu? lalu apakah pernah pasangan dari mereka cemburu? dan bagaimana cara menghadapinya? Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana pendapat mereka tentang friendzone atau teman rasa pacar? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

**Bodoh memang baru terpikirkan setelah Kak Leona pulang dan sikon hari terakhir hectic sehingga ngga tepat buat bertanya kepada mereka tentang hal itu. I wish I could meet you again someday and ask it to you kak! apa aku harus nanya lewat dm ig aja? atau lewat kak Nona? :") sebel.

Saya salut dengan mereka yang bisa mempertahankan persahabatannya lebih dari 10 tahun lamanya. Karena dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis banyak sekali rintangan yang harus dihadapi. Dimulai dari diri sendiri hingga lingkungan sekitar yang tidak mengerti apa yang terjadi sesungguhnya. Saya sendiri percaya, dalam menjalani hal tersebut yang terpenting adalah tetap berjalan tanpa harus mendengar opini mereka yang tak tau siapa kita sebenarnya. Bertahan dengan semua angin yang ingin meruntuhkan dan tetap selalu ada. Sahabat itu kita yang memilih, dan beruntung jika pilihan kita tepat. Kita tau apa yang terbaik untuk diri sendiri. Meskipun kita tak pernah tau bagaimana waktu akan mengarahkan cerita ini.


Untuk kak Leona dan kak Bisma, semoga persahabatan kalian abadi, dan semoga akhir cerita kalian selalu bahagia :) aamiin


ps: tulisan ini dikhususkan untuk kalian berdua. semoga persahabatan kalian terus seperti ini ya kak. I adore you so much! sampe nangis nulisnya karena segitu baru tau dan kelamaan memperhatiin :")

doakan agar mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan lainnya yaa. Supaya nantinya saya akan menulis cerita ini berikutnya :)




Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka