“Tahukah
kamu bahwa aku telah menganggapmu sahabat tanpa harus aku mengucapkannya
kepadamu serta orang lain?”
Apa satu kata yang terlintas di pikiran kalian setelah mendengar
kata Sahabat?
Dan apa arti terperinci dari kata itu?
Dalam KBBI:
sa·ha·bat n kawan; teman; handai: ia mengundang -- lamanya untuk makan bersama-sama di
restoran;
-- dekat sahabat karib; -- karib sahabat yg sangat erat (baik); teman yg akrab: dia adalah -- karib kakakku; -- kental sahabat karib;
ber·sa·ha·bat v 1 berkawan; berteman: jangan - dng orang jahat; 2 menyenangkan dl pergaulan; ramah: ia sangat -;
per·sa·ha·bat·an n perihal bersahabat; perhubungan selaku sahabat: - kedua orang itu telah berjalan bertahun-tahun;
mem·per·sa·ha·bat·kan v menjadikan bersabahat; memperhubungkan supaya bersahabat; memperkenalkan (dng)
-- dekat sahabat karib; -- karib sahabat yg sangat erat (baik); teman yg akrab: dia adalah -- karib kakakku; -- kental sahabat karib;
ber·sa·ha·bat v 1 berkawan; berteman: jangan - dng orang jahat; 2 menyenangkan dl pergaulan; ramah: ia sangat -;
per·sa·ha·bat·an n perihal bersahabat; perhubungan selaku sahabat: - kedua orang itu telah berjalan bertahun-tahun;
mem·per·sa·ha·bat·kan v menjadikan bersabahat; memperhubungkan supaya bersahabat; memperkenalkan (dng)
Menurut saya, sahabat adalah seseorang yang berarti dan mempunyai tempat di hati. Seperempat
dari hati kita telah dimiliki olehnya. Dan ia tidak harus selalu ada disaat
suka maupun duka, meskipun semua orang berpikiran bahwa sahabat adalah orang pertama
yang harus tau mengenai segala hal yang berhubungan dengan kita, harus ada
disaat kita membutuhkannya. Tapi arti sahabat yang sesungguhnya adalah adalah selalu tahu dimana saat suka dan
duka itu sendiri dan kitapun harus mengerti bagaimana kita menempatkan diri.
Bahkan menurut saya persahabatan itu gak perlu diumbar atau diberitahu kesetiap
orang, karna orang-orang disekitar kita pun akan tahu dan dapat menilai seperti
apa kita jika kita bisa menempatkan hal itu pada porsinya, yaitu porsi seorang
sahabat. Tidak peduli ia, dia, mereka atau siapapun tahu atau tidak bahwa kita
bersahabat, yang terpenting adalah kita disini ada karena kita tahu dimana saat
suka dan dimana saat duka. Mengerti keadaan masing-masing tanpa harus menutut
apapun.
Terkadang keadaan yang memaksa kita untuk tidak harus selalu bersama,
dan waktu yang menyuruh kita untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan
membuat perubahan. Tanpa atau disadari oleh masing-masing dari kita. Bukan hal
yang mutlak membuat kita membatasi porsi persahabatan, tapi itu adalah pilihan.
Pilihan kita untuk menjadi seorang sahabat atau seseorang yang
membutuhkan sahabat. Kalau saya lebih
memilih menjadi seorang sahabat daripada memiliki seorang sahabat, karena
kebahagian saya ada diseseorang yang menganggap saya sahabatnya. Dalam diri
seseorang yang saya sayang. Bukankah pahala membuat orang lain merasa bahagia? Dan
itulah yang menjadi alasan saya untuk lebih
memilih menjadi seorang sahabat bukan seseorang yang membutuhkan sahabat. Tapi memiliki sosok sahabat itu lebih sempurna, karna kita
memiliki sosok yang turut berbahagia ketika kita merasa bahagia dan sosok yang
bersedih karena kita sedang dalam duka.
Jadi kesimpulannya adalah ketika kita bisa membuat orang lain berbahagia
dan kitapun dapat merasakan kebahagiaan itu sendiri, kita sudah menjadi seorang
sahabat yang memiliki sesosok sahabat. Dan mengapa harus menuntut seseorang untuk
selalu hadir setiap saat? Berpikiran bahwa ia telah berubah dsb? Hey, apabila
ia telah menganggapmu sahabat tanpa dimintapun ia akan datang menemuimu, akan terus
ada di relung hatimu dan akan selalu memutuskan jarak yang ada tanpa merengek
diperhatikan. Mudah.
Jadi sekarang mana yang menjadi peribadimu?
Seorang sahabat, seseorang yang memiliki sahabat, atau seorang
sahabat yang memiliki sahabat?
Terpikirkan pada suatu percakapan tengah malam
bersama sahabat saya @syifabil ,
dikutip melalui tumblrnya: Tinkerbille
lalu saya edit kembali,
Comments
Post a Comment