Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Secangkir Kopi Panas

Hati ini berdegup tak menentu. Disaat kehadiranmu seakan2 mimpi ditengah hujan badai yang menghangatkan. Engkau yang bermain-main dengan sikap membuat perasaanku tak menentu. Membutku tak berharap akan hadirmu hari ini. Hari yang menjadi sejarah bagi hidupku. Hari yang sangat berarti bagi aku dan mama. Namun semuanya terbayar lewat senyummu disiang hari itu. "Kak sini keluar" "Kenapa ma?" Aku yang lagi bermain dengan sahabat melangkahkan kaki keluar. Menyusul mama yang memanggilku dari depan rumah. "Itu liat siapa yang dateng" Tepat aku memalingkah wajah. Aku melihat senyuman itu. Senyum yang selalu membuat kupu-kupu menggelitik perutku. Senyum yang selalu aku rindukan. Ah dia datang, bisikku dalam hati seraya tersenyum. "Kok jahat sih ngebohongin lagi? Terus tau2nya dateng" "Hehe kan kejutan. Lagipula ngga ada alasan untuk aku marah ke kamu dan ngga dateng" "Ah tapi kan ngga harus ngebohong kayak gini. Segala cuma ngeread bbm dari

Review: Novel Athena;Eureka!

ERLIN NATAWIRIA 2013, Gagasmedia 280 Halaman Rp. 56.000,- Blurb Pembaca tersayang, Langkahkan kakimu ke kota sang dewi kebijaksanaan, Athena. Dari penulis debut Gagasmedia, Erlin Natawiria, kita akan mengikuti Widha mewujudkan impian masa kecilnya serta mendiang kakaknya yang kembar. Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring kaki-kaki mereka melangkah, dan binar tepercik setiap kali keduanya berserobok pandang. Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan. Setiap tempat punya cerita, Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati yang siap dibangun kembali. Salam, Editor *** Mengapa saya tertarik membeli novel ini? karena saya sedang mengikuti seri # STPC yang di

Ingin mencintainya

Aku hanya dapat memandang dari jauh. Aku hanya ingin melihat senyumnya. Dadanya yang lapang membuat aku ingin berada disana. Di dekap peluknya. Hanya itu. Tangannya yang kerap kali dengan sigap merebut bola basket dari lawan membuat air mataku ingin dihapus olehnya. Derap langkah kaki yang tegap membuatku ingin didampinginya saat berjalan di sekitaran danau untuk melihat senja. Ah aku bermimpi. Aku hanya ingin mencintainya, hanya itu. Setiap detik ia selalu menghantui pikiranku. Tentu saja ia tak mengetahuinya. Aku tak menyadari sedari kapan senyum merekah ini sudah muncul di bibirku. Sampai-sampai aku tak tau seseorang yang aku perhatikan sedari tadi datang mendekat. "Hay ngapain disitu? Ayo gabung" Ajaknya seraya memegang pundakku. "Ah iyaaa, makasih ndra" ucapku tersenyum ke arahnya. Aku hanya ingin mencintainya;dia yang selalu aku pikirkan setiap hari.

Lumpuhkanlah Ingatanku

Aku ingat bagaimana ia menyapaku pagi itu. "Hay nit, hay juga nan" "Mau kemana? Ke perpus nih" "Bareng yuk, gue juga mau kesana" "Ayuk" Saat itu aku seperti terhipnotis oleh semua ucapannya. Mata pirusnya membawa aku akan keteduhan. Lesun pipitnya yang muncul ketika ia tersenyum ikut larut di bola mataku. Ah! Nanda. Ia adalah lelaki yang sedang aku cintai. Lelaki yang selalu membuat kupu-kupu berterbangan di perutku. Namun semenjak saat itu semuanya berubah. *** "Iya sayang aku janji nanti malem bakalan telfon kamu" Suara itu tak asing lagi di telingaku. Suara itu datang dari arah kiri. Aku langsung mencari sumber suara itu. Ah benar saja itu Nanda. Namun, siapa wanita yg ada di sampingnya? Mengapa ia memanggilnya dengan sebutan sayang? Aku penasaran, saat wanita itu meninggalkan Nanda aku langung menghampirinya. Aku berjalan ke arah bangku yang tidak jauh dari tempat dudukku. "Hai nan" "Hay nit" "Tadi siapa?&qu

Review: Last Minute in Manhattan;Beri Cinta Waktu

Yoana Dianika Bukune, Desember 2012 (Cetakan Pertama) 402 Halaman Rp. 50.000,- "Kau seperti langit yang menaungi senja. Membuatku merasa nyaman, seperti mendapat perlindungan." Blurb: Matahari tenggelam sempurna di Manhattan, menghujani gedung-gedung dengan warna senja cakrawala. Di kota ini, kau akan bertemu Callysta. Ia menemukan langit yang menaungi senja—membuatnya merasa nyaman, seperti mendapat perlindungan. Membuatnya jatuh cinta. Namun, jatuh cinta memang tidak semudah yang dibayangkan. Saat cinta mulai menyergap, yang bisa dilakukan hanyalah mempertahankannya, agar tak memburam dan menghilang ketika ragu dan masa silam ikut mengendap. Di kota ini, gadis itu jatuh cinta, tetapi segera ia surukkan di lorong-lorong gedung-gedung meninggi, dan ia tenggelamkan bersama senja yang tenggelam sempurna. “Hatiku, masih terlalu rapuh,” begitu katanya. Maukah kau menemaninya di Manhattan? With love, Yoana Dianika *** Last Minute in Manhattan;Beri Cint

Review Holland;One Fine Day in Leiden

Feba Sukmana Bukune, November 2013 (Cetakan pertama) 300 Halaman Rp. 54.000,- "Orang bilang, harapan itu seperti awan. Beberapa berlalu begitu saja, tetapi sisanya membawa hujan. Kau, harapan yang manakah yang kau simpan di hatimu?" Blurb: "Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan  hangat. Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari.  Tak ada waktu untuk cinta. Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu,  “Ik vind je leuk”—aku suka kamu.  Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi

Review Rain in Paris;je vais aimer la pluie...

Cindy Pricilla De Teens, Agustus 2013 (Cetakan Pertama) 190 Halaman Rp. 38.000,- Dulu, aku menyukai hujan karena ia selalu turun tanpa peduli omongan orang. Kesedihanku tentang Val selalu diiringi hujan. Termasuk perpisahan kami tiga tahun lalu ketika aku hendak pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tiba-tiba, kulihat Val muncul di dekat Eiffel. Tapi, di sini aku bertemu dengan Alex, si playboy. Val pun akan bertunangan. Ini ceritaku. Sekarang, aku benci hujan. (Audrey) Aku menyesal memutuskan hubungan dengan Audrey tiga tahun lalu. Aku memutuskan untuk menyusulnya ke Paris. Tapi, sial! Ibuku mengirim Sidney, gadis blasteran yang dijodohkan denganku. Masalah menjadi pelik. Ini ceritaku. Antara mempertahankan cinta dan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. (Valian) *** Rain in Paris bercerita mengenai Audrey yang mendapatkan beasiswa kuliah di IFA, paris. Audrey sangat senang mendapatkan beasiswa tersebut, karena menjadi desainer terkenal merupakan impi

Review: Paris;Aline

Prisca Primasari Gagas Media, 2012 214 Halaman Rp. 42.000,- Ini tentang sebuah pertemuan takdir Aline dan seorang laki-laki bernama Sena. Terlepas dari hal-hal menarik yang dia temukan di diri orang itu, Sena menyimpan sebuah misteri, seperti mengajak Aline bertemu di Bastille yang jelas-jelas adalah bekas penjara, pukul 12 malam pula? dan mengapa pula laki-laki itu sangat hobi mendatangi tempat-tempat pemakaman seperti pemakaman yang konon berhantu? Paris;Aline menceritakan tentang Alien seorang mahasiswi jurusan sejarah di Paris yang mendapatkan sebuah konflik dengan seorang pemuda misterius bernama Sena sejak ia menemukan sebuah porselen mahal disebuah tempat. Alien yang menganggap Sena sebagai seorang misterius dan aneh sejak pertama kali ia diajak bertemu di Bastille tempat bekas enjara pada pukul 12 malam semakin menemukan ketertarikan dalam diri Sena. Alien mempunyai seorang tetangga pada apartementnya yang notabene adalah orang Indonesia bernama Ezra. Ezra sel

Review: Swiss;Little Snow in Zürich

Alvi Syahrin 302 Halaman Bukune, Juni 2013 (Cetakan pertama) Rp.50.000,- Blurb Di Zürich, Ada kisah tentang salju yang hangat, tentang tawa yang mencair. Membuat Yasmine tersenyum bahagia. "Ich liebe dich,"—aku mencintaimu—bisik gadis itu, membiarkan repih salju membias di wajahnya. Manis cinta dalam cokelat yang laki-laki itu berikan membeku menjadi kenangan di benaknya, tak akan hilang. Di puncak gunung Uetliberg—yang memancarkan seluruh panorama Kota Zürich—bola-bola salju terasa hangat di tangannya, kala mereka bersisian. Dan Jembatan Münsterbrücke, jembatan terindah dan tertua di Zürich, seolah bersinar di bawah nyala lampu seperti bintang. “Jika aku jatuh cinta, tolong tuliskan cerita yang indah,” bisik gadis itu. Ia tahu ia telah jatuh cinta, dan berharap tak tersesat. Namun, entah bagaimana, semua ini terasa bagai dongeng. Indah, tetapi terasa tidak nyata. Tschüs—sampai jumpa— Yasmine, semoga akhir kisahmu indah *** &

Review: Barcelona Te Amo;masih ada sketsa rindu untukmu

Kireina Enno Bukune, Februari 2013 (Cetakan Pertama) 266 Halaman Rp. 46.000,- "Bisakah kau berhenti sebentar untuk mengenang kita berdua? Apa pun akan kulakukan, agar kau tahu perasaanku tak pernah pudar." Barcelona Te Amo adalah novel seri Setiap Tempat Punya Cerita yang ke-dua. Novel ini merupakan novel dari project Gagas Media serta Bukune. Dengan cerita serta tempat yang berbeda di setiap serinya, novel STPC ini membawa kita masuk ke dalam cerita serta mengajak kita untuk berkeliling ke tempat-tempat indah yang menjadi lattar belakang dari ceritanya. Novel seri STPC ini mengajak beberapa penulis ternama untuk ikut andil dalam proses pembuatan novel ini. Salah satunya adalah Kireina Enno. Seperti novel ia sebelumnya yang berjudul  Selamanya Cinta , Kireina Enno memberi sedikit kejutan bagi para pembaca dalam  Barcelona Te Amo . Kireina juga menghadirkan tokoh-tokoh dengan sifat yang kuat sehingga dapat membuat pembaca hanyut dalam cerita y

Kesakitan yang Terulang

Bau hujan masih terasa dalam hirupan. Sepertinya hujan tak mau dilupakan begitu saja. Embunnya pun masih senantiasa menghangatkan kaca jendela yang tampak kedinginan. Bahu Zita masih terguncang, ia terisak sangat. Ia tak mengerti tentang apa yang ia rasakan, ia tidak mendeskripsikannya. Yang ia tahu ada rasa kesal dan sesak karena situasi yang menghampirinya. Situasi yang dulu pernah menyakiti hatinya kembali datang. Jantung Zita meloncat keluar saat Dimas mengatakan mengatakan bahwa Kila adalah mantan kekasihnya. Saat itu waktu seakan terhenti, kabut hitam seperti mengelilingi Zita yang terpaku atas berita tersebut. Mencekiknya secara perlahan, menakutinya akan hal yang tak pernah ia sukai, bahkan sangat ia benci. Hati Zita panas, bukan karena terbakar oleh api cemburu melainkan terbakar oleh api keirian dan meninggalkan abu penasaran dalam benak Zita. Kila adalah teman sekelas Zita yang belum terlalu ia kenal. Jelas saja Kila bisa memiliki hati Dimas, ia cantik, pendiam, mungkin

Pesan Cinta [Tema 2, October 30] #FF2in1

Kuingin engkau mengerti Kuingin engkau sadari cinta yang ada di hatiku Tanpa sepatah kata kuucapkan padamu Oooo.. ooo sayang dapatkah aku memanggilmu sayang.. Sampai kapan Akupun tak sanggup tuk pastikan ku dapat memendam seluruh rasa ini… Lagu sampai kapan dari Maliq and D’essentials selesai dinyanyikan oleh Clarissa. Dengan petikan gitar yang dan suaranya yang merdu ia berhasil membuat semua penonton yang hadir dalam pentas seninya terbawa dalam kegalauan yang dihadirkan bersama lagu tersebut. Mungkin benar kata orang, bahwa lagu merupakan pelarian diri. Kita akan lebih memahami dan membawa lagu tersebut larut ketika kita sedang merasakan hal yang sama seperti hal yang disampaikan pada lagu tersebut. Sama seperti Clarissa sekarang. Ia sengaja membawakan lagu itu hanya untuk membuat lelaki yang sudah ia cintai sadar akan perasaannya. Perasaan yang sudah ia pendam lama. “Saaa suara + permainan gitar akustik lo keren banget.” Ujar Cita, sahabat terbaiknya. “Iya sa b

Secarik Kertas Mimpi [Tema 1, October 30] #FF2in1

“Tik, gue deg-degan nih, bakal menang nggak yah?” Ucap Tisya gugup. “Tenang aja sya, gue yakin banget lo pasti bakal menang. Dan ngedapetin hadiahnya sesuai dengan usaha yang udah lo lakuin.” Kata Tika seraya menepuk pundak Tisya. “Aamiin” Pemenang pertama juara lomba karya cipta novel terbaik tahun ini adalah Tisya Arnesya dari SMA Karya Dipta. Suara MC pada pengumuman lomba terdengar menggema di ruangan serba guna itu. Nama Tisya keluar sebagai pemenang pertama. Tisya kaget, ia berteriak dan memeluk Tika dengan erat. Matanya berkaca-kaca dengan langkahnya yang tegas bergerak menuju muka panggung untuk menerima hadiah. Selamat, ucap dewan juri kepada Tisya seraya menyalami tangannya yang dingin . “Selamat ya Sya, usaha lo buat nerbitin novel selama bertahun-tahun ngga sia-sia.” Ujar Tika tersenyum kepada sahabatnya. “Iya makasih ya Tik udah dukung gue selama ini.” “Sama-sama Sya, oh iya hadiahnya mau buat apa tuh? Traktir bisa kali hihi. Uang ini buat wujudin mimpi gu

Paket Kejutan [Tema 2, October 23] #FF2in1

Anita masih mengeluarkan air matanya. Sedari tadi ia terus menangis tersedu-sedu mengingat handphonenya yang hilang. Tara sahabatnya pun tidak melepaskan pelukannya meskipun seragam sekolah bagian pundaknya sudah basah terkena air mata Anita.                 “Tenang Ta, ikhlasin aja. Itung-itung amal buat orang yang nemuin hp lo” ujar Tara menenangkan.                 “Nggak bisa gitu Ra, itu Kado pemberian ayah yang terakhir. Gue ngga mau kehilangan hp itu”                 “Percaya deh sama gue. Dibalik kehilangan hp lo pasti ada hikmah besar yang udah Allah rencanain buat lo.” Tara mengusap punggung Anita perlahan. “Pulang yuk! Udah sore nih. Nanti kemaleman sampe rumahnya dan lo bisa dimarahin tante Cindy” Tara meraih tangan Anita seraya mengajaknya untuk bangkit meninggalkan kelas yang sudah kosong.                 Anita berjalan lemas di koridor sekolah yang menghubungkan kelasnya dengan parkiran sekolah. Di sampingnya ada Tara yang tidak berhenti mengunyah permen karet y

Keputusan Terbaik [Tema 1, October 23] #FF2in1

                “Gue sayang sama lo”                 “Gue juga sayang sama lo Ndri, tapi gue ngga bisa. Maaf.”                 “Kenapa? Karena perbedaan agama kita? Atau karena status persahabatan kita?”                 “Gue ngga tau Ndri, gue mau tapi gue ngga bisa. Gue ngga mau nghancurin hubungan kita ini. Kita jalanin kayak gini aja. Percaya sama gue. Kita akan jauh lebih bahagia kayak gini.” Andri memeluk Shinta dengan erat. Ia tau bukan itu alasan satu-satunya yang Shinta pikirkan. Namun Andri juga tidak tahu alasan Shinta yang sesungguhnya. Andri menerima semua keputusan Shinta dan membuat komitmen yang mungkin akan menyakitkan salah satu pihak nantinya. Angin semilir senja menjadi saksi bisu antara dua insan manusia yang saling merasakan sakit pada hatinya. Sakit karena apa yang mereka harapkan berbanding terbalik akan kenyataan. Andri sudah mengenal Shinta selama lima bulan. Selama itu Andri sadar telah menyayanginya. Ia selalu suka saat Shinta tersenyum bahkan te