Alvi Syahrin
302 Halaman
Bukune, Juni 2013 (Cetakan pertama)
Rp.50.000,-
Blurb
Di Zürich,
Ada kisah tentang salju yang hangat, tentang tawa yang mencair. Membuat Yasmine tersenyum bahagia.
"Ich liebe dich,"—aku mencintaimu—bisik gadis itu, membiarkan repih salju membias di wajahnya. Manis cinta dalam cokelat yang laki-laki itu berikan membeku menjadi kenangan di benaknya, tak akan hilang.
Di puncak gunung Uetliberg—yang memancarkan seluruh panorama Kota Zürich—bola-bola salju terasa hangat di tangannya, kala mereka bersisian. Dan Jembatan Münsterbrücke, jembatan terindah dan tertua di Zürich, seolah bersinar di bawah nyala lampu seperti bintang.
“Jika aku jatuh cinta, tolong tuliskan cerita yang indah,” bisik gadis itu. Ia tahu ia telah jatuh cinta, dan berharap tak tersesat.
Namun, entah bagaimana, semua ini terasa bagai dongeng. Indah, tetapi terasa tidak nyata.
Tschüs—sampai jumpa—
Yasmine, semoga akhir kisahmu indah
***
"Di antara musim-musim yang berganti, aku menemukan satu waktu untuk merenung, bahwa kita tidak pernah saling membenci, hanya saling merindu."
(tulisan pada kartu yang terdapat dalam novel Swiss)
Swiss;Little Snow in Zürich adalah novel seri STPC ke-4. Entah kenapa saat pertama kali membaca sinopsis pada belakang novel aku langsung tertarik untuk membelinya. Dan karena aku sangat menyukai packaging serta cover novel yang disajikan. Covernya sangat terlihat gambaran Swiss yang disajikan dalam bentuk sketsa. Aku sangat menyukai cover dengan bentuk sketsa ini. Oh iya, ini novel STPC yang pertama kali aku beli. Aku ingat bagaimana kak Alvi menghadirkan kisah tiga sahabat yang manis pada novel ia sebelumnya, Dilema;Tiga Cerita Untuk Satu Rasa. Maka aku penasaran dan membeli novel ini, apakah kak Alvi tetap menyuguhkan cerita sahabat yang manis atau tidak.
Swiss;Little Snow in Zürich bercerita mengenai Yasmine dan Rakel yang bertemu di dermaga Swiss. Mereka tidak saling menyapa namun diam-diam memperhatikan sampai akhirnya Rakel menyapa Yasmine yang sedang sibuk memotret angsa-angsa di dermaga. Yasmine berteman baik dengan Elena dan Dylan di High Schoolnya. Kisah Yasmine dan Rakel terus berlanjut hingga Rakel membuat sebuah agenda musim dingin yang berisikan 5 kegiatan untuk dihabiskan bersama Yasmine saat musim dingin. Sampai pada akhirnya, Elena dan Dylan mengetahui kedekatan Yasmine dan Rakel. Ada yang tergambar jelas pada sikap Elena dan Dylan yang dingin saat mengetahui kedekatan Yasmine dan Rakel. Ternyata, Rakel adalah teman masa kecil Elena dan Dylan. Namun, hubungan mereka tidak harmonis seperti dulu karena ada permasalahan yang mendalam di masa lalu sehingga Rakel tidak bisa memaafkan mereka. Dylan tidak terima dengan kedekatan Rakel bersama Yasmine karena Dylan sangat mencintai Yasmine. Ada hal aneh yang terjadi diantara Rakel dan Yasmine. Sampai akhirnya mereka tak saling menyapa lalu memiliki pasangan masing-masing. Lalu apakah Yasmine akan terus bersama Rakel? dan apakah persahabatan Elena, Dylan dan Rakel akan bersatu seperti dulu lagi?
"Dan mereka hanyalah dua manusia kesepian yang saling membutuhkan dan menyayangi. Namun, mereka berusaha tidak memercayainya. Mereka tidak berusaha untuk berjuang. Rakel dan Yasmine." (Halaman 212)
***
Novel ini bersudut pandang orang ke-3 serba tahu. Kak Alvi mendeskripsikan dialog serta narasi dari sudut pandang Yasmine dan Rakel. Cerita tentang persahabatan yang sederhana namun dikemas secara apik disertai dengan pendeskripsian lattar tempat yang indah seperti danau zurich, jembatan Münsterbruücke, Uetliberg, dan berbagai macam tempat menarik di Zürich.
Aku sangat mneyukai tokoh Yasmine dan Rakel di novel ini. Yasmine yang diam dan tertutup seakan-akan menemui cahaya terang dalam hidupnya saat Rakel hadir. Rakel yang mempunyai sifat humoris serta berani dan nakal membuat sifat dari tokoh Yasmine menjadi imbang. Yasmine dan Rakel membuat suasana menjadi romantis dengan agenda musim dingin yang dibuat Rakel. Kenakalan serta keberanian Rakel pun menambahkan serpihan-serpihan cerita yang tak tertebak dan membuat pembaca;aku terkadang senyum-senyum sendiri dan sedih. Tokoh Elena yang bijaksana dapat mengimbangi permasalahan antar tokoh Yasmine, Dylan dan Rakel. Dylan yang menutup diri tentang perasaannya kepada Yasmine pun diberanikan oleh Elena semenjak ia bercerita tentang Yasmine. Dylan dan Rakel yang keras kepala juga dapat diimbangi dengan hadirnya Elena. Pembuatan tokoh yang sangat tepat sehingga menjadikan novel ini khas kak Alvi banget :D.
Adegan yang paling aku suka saat Yasmine dan Rakel jalan-jalan ke Uetliberg dan setiap adegan di Jembatan Danau Zürich. Karena, aku merasakan bagaimana rasanya menaiki gunung setinggi 897 meter dengan orang yang kita sayangi dan melihat pemandangan kota Zürich dari ketinggian. Di atas puncak itu Yasmine dan Rakel dapat melihat bukit-bukit kecil, pegunungan Alpen serta pemandangan kota Zürich dari ketinggian dan tidak lupa danau Zürich juga terlihat dari sana. Aku juga menyukai setiap adegan di jembatan danau Zürich yang mempunyai banyak angsa. Karena sehabis membaca novel ini aku langsung search di Google untuk mengetahui visualisasi dari tempat yang dijelaskan oleh kak Alvi. Dan setelah melihat gambar jembatan danau Zürich aku langsung jatuh cinta tanpa alasan. Ini nih foto Danau Zürich serta Uetliberg yang keren itu.
Uetliberg yang menakjubkan |
Danau Zürich dengan jembatan tempat bertemunya Rakel danYasmine |
Sama seperti novel kak Alvi sebelumnya yang berjudul Dilema;Tiga Cerita Untuk Satu Rasa. Di novel ini kak Alvi kembali menghadirkan sebuah cerita mengenai persahabatan dan cinta. Gaya penulisan kak Alvi yang ringan dan mudah dipahami membuat kita semakin terhanyut dalam cerita Yasmine, dkk. Prolog yang kak Alvi gunakan dengan perumpamaan salju pun membuat novel ini hadir dengan cantik. Banyak qoutes yang bisa dikutip dari novel ini. Beberapa quote tersebut yaitu:
"Semua orang mengalami kehilangan dan suatu saat kita akan menjadi pihak yang harus pergi."
"Mengapa orang-orang harus berubah jika mereka masih bisa tetap sama?"
"Kau percaya tidak seseorang bisa berubah dalam waktu yang tidak diduga?" - Dylan
"Bukankah kita tidak pernah rela melihat orang yang kita sukai terluka oleh orang lain?"
"Untuk selamanya, perasaan tidak akan tidak akan bisa berbohong dan dibohongi. Ia selalu ada di sana, memintamu untuk memperjuangkannya."
"Air mata itu sesekali meretas tiba-tiba tanpa diminta."
Aku menyukai qoute tersebut karena apa yang dituliskan oleh kak Alvi benar-benar adanya dan dialami oleh semua orang di kehidupan ini. Semua orang akan mengalami kehilangan, itu benar karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Orang-orang berubah padahal mereka masih bisa menjadi orang-orang yang sama di ruang lingkupnya. Seseorang dapat berubah dalam waktu yang tidak diduga entah karena hal apa. Dan perasaan tidak akan bisa berbohong ataupun dibohongi serta perasaan ada untuk diperjuangkan oleh orang yang memilikinya.
***
Aku berharap di novel selanjutnya kak Alvi memberikan sentuhan yang berbeda namun tetap menghadirkan cerita tentang persahabat dan tidak mainstream. Aku mau menangis dan senyum-senyum sendiri ketika membaca novel kak Alvi selanjutnya (if you know what I mean kak :p). Karena kak Alvi salah satu penulis favorite saya, dan cerita di novel ini bagus. Jadi saya memberikan bintang 4 untuk novel ini. Recommended!
** penulisan review terinspirasi oleh blog Too Early:Dhyn Hanarun
***Klik judul blog untuk memasuki laman
***Klik judul blog untuk memasuki laman
Halo, Erlita. Terima kasih sudah membaca Swiss, dan reviewnya ini ya. :)
ReplyDelete-alvi-
sama-samaa kak, makasih udah baca :)
Delete