“Gue sayang sama lo”
“Gue
juga sayang sama lo Ndri, tapi gue ngga bisa. Maaf.”
“Kenapa?
Karena perbedaan agama kita? Atau karena status persahabatan kita?”
“Gue
ngga tau Ndri, gue mau tapi gue ngga bisa. Gue ngga mau nghancurin hubungan kita
ini. Kita jalanin kayak gini aja. Percaya sama gue. Kita akan jauh lebih
bahagia kayak gini.”
Andri memeluk Shinta dengan erat. Ia
tau bukan itu alasan satu-satunya yang Shinta pikirkan. Namun Andri juga tidak
tahu alasan Shinta yang sesungguhnya. Andri menerima semua keputusan Shinta dan
membuat komitmen yang mungkin akan menyakitkan salah satu pihak nantinya. Angin
semilir senja menjadi saksi bisu antara dua insan manusia yang saling merasakan
sakit pada hatinya. Sakit karena apa yang mereka harapkan berbanding terbalik
akan kenyataan.
Andri sudah mengenal Shinta selama
lima bulan. Selama itu Andri sadar telah menyayanginya. Ia selalu suka saat
Shinta tersenyum bahkan tertawa ketika mendengar cerita atau lelucon yang ia
lontarkan. Kemanapun Shinta pergi Andri selalu menyempatkan diri untuk
menemaninya. Andri merasa Shinta adalah pelengkap hidupnya.Tidak peduli dengan
status mereka yang hanya sebagai sehabat, yang terpenting menurut Andri adalah
ia dapat terus bersama Shinta dan dapat menjaganya.
Semenjak membuat komitmen untuk
terus bersatu tanpa ikatan sepasang kekasih atau yang sekarang lebih dikenal
sebagai friendzone ,Andri dan Shinta
semakin mengerti satu sama lain. Mereka berdua sangat senang atas apa yang ia
lakukan dan pilih untuk bersatu dengan cara lain. Meskipun pada saatnya nanti
komitmen ini akan menyakitkan mereka. Mungkin memang benar, Tuhan
menganugrahkan rasa cinta kepada setiap umatnya tanpa pemberitahuan. Di tempat,
dan waktu yang tidak diketahui. Dan mungkin memang tak semua cinta dapat
bersatu.
"Sepatu - Tulus"
Comments
Post a Comment