Jam menunjukkan
pukul 12.00, Anita masih duduk disebuah pelataran kampus. Kakinya terus
menginjak bumi secara pelan, dilihatnya jam yang terletak di tangan kanannya
sering kali. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Lima belas menit berlalu,
derap kaki seorang lelaki menghampiri Anita yang tampak jenuh; terlihat dari
raut wajahnya. Lelaki itu tersenyum dan melambaikan tangan kearah Anita. Anita
pun membalasnya.
“maaf lama.” Ucap
lelaki tersebut.
“iya ngga
apa-apa kok.” Balas Anita seraya menyunggingkan senyumnya.
Mereka
tampak akrab sekali. Dilihat dari cara mereka bersendau gurau dan sering kali
menciptakan tawa yang bahagia. Lelaki itu seakan bercerita kepada Anita. Entah apa
yang mereka bicarakan, tetapi dapat dilihat dari raut wajah Anita, ia sangat
bahagia mendengarkan cerita lelaki yang di hadapannya. Begitupun dengan lelaki
itu, terlihat dari cara ia tersenyum bahkan tertawa saat Anita melontarkan
ceritanya,dan memunculkan duah buah lesung pipi yang membolongi pipinya.
Waktu
sangat cepat berlalu, tetapi mereka masih saja bersendau gurau, tertawa lalu
diam sesaat. Melihat ke sekeliling dan kemudian tertawa kembali. Hal ini sering
dilakukan mereka tiap kali bertemu. Tak pernah bosan mereka terus melakukannya.
Tidak mengerti apa yang mereka tertawakan, apa yang mereka rasakan dan apa yang
mereka tidak ketahui satu sama lain. Yang pasti mereka bahagia, hanya itu yang jelas terlihat. Mungkinkah ada cinta di dalam hati mereka
masing-masing?? Ataukah mereka menciptakan sebuah kebahagiaan dan menjadikannya
sebuah cinta??. Biarlah waktu, semesta, dan mereka yang menjawabnya.
Comments
Post a Comment