Aku ingat bagaimana ia menyapaku pagi itu.
"Hay nit, hay juga nan"
"Mau kemana? Ke perpus nih"
"Bareng yuk, gue juga mau kesana"
"Ayuk"
Saat itu aku seperti terhipnotis oleh semua ucapannya. Mata pirusnya membawa aku akan keteduhan. Lesun pipitnya yang muncul ketika ia tersenyum ikut larut di bola mataku. Ah! Nanda. Ia adalah lelaki yang sedang aku cintai. Lelaki yang selalu membuat kupu-kupu berterbangan di perutku. Namun semenjak saat itu semuanya berubah.
***
"Iya sayang aku janji nanti malem bakalan telfon kamu"
Suara itu tak asing lagi di telingaku. Suara itu datang dari arah kiri. Aku langsung mencari sumber suara itu. Ah benar saja itu Nanda. Namun, siapa wanita yg ada di sampingnya? Mengapa ia memanggilnya dengan sebutan sayang? Aku penasaran, saat wanita itu meninggalkan Nanda aku langung menghampirinya. Aku berjalan ke arah bangku yang tidak jauh dari tempat dudukku.
"Hai nan"
"Hay nit"
"Tadi siapa?"
"Oh itu tadi cewek gue Tasya, anak kelas sebelah hehe. Kenapa Nit?"
"Oh, enggak apa-apa kok Nan. Yaudah gue ke tempat duduk gue lagi ya hehe"
Seperti ada petir yang menyambar hati ku. Entah harus apalagi. Rintik hujan membuat jejaknya pada jendela kelas. Tuhan, bisakah rintik ini menghilangkan ia dari ingatanku?
Comments
Post a Comment