Jika aku tak lagi ada,
siapa yang akan mendengarkan?
Jika aku tak lagi berbicara,
siapa yang akan bercerita?
Jika aku tak lagi berjalan,
siapa yang akan menemanimu melangkah?
Bayangkan.
Jika aku tak lagi mempunyai waktu,
siapa lagi yang akan menunggu?
Kamu mungkin hanya dapat menangis,
kemudian menyesal.
Meminta waktu untuk mengulang.
Dan mungkin ingin segera pulang.
siapa yang akan mendengarkan?
Jika aku tak lagi berbicara,
siapa yang akan bercerita?
Jika aku tak lagi berjalan,
siapa yang akan menemanimu melangkah?
Bayangkan.
Jika aku tak lagi mempunyai waktu,
siapa lagi yang akan menunggu?
Kamu mungkin hanya dapat menangis,
kemudian menyesal.
Meminta waktu untuk mengulang.
Dan mungkin ingin segera pulang.
Bayangkan jika kata "aku" di ganti dengan "kamu"
ReplyDeletesudah dibayangkan. Jika seperti itu, maka semuanya akan lengkap. Tak ada yang ingin kehilangan.
DeleteLantas mengapa km mengutip kata" tersebut? Apalagi dengan bait akhir yang membuat seakan ancang-ancang ingin pergi bukan?
Deleteitu hanya sebuah perandaian :) tidak selalu apa yang ditulis merupakan sebuah keinginan atau harapan, bisa saja apa yang ditulis merupakan pelarian dari apa yang dilihatnya :)
Delete