Kali ini aku akan bercerita mengenai Taman Suropati untuk tema ke-2 tentang ruang publik di #30HariKotakuBercerita.
Taman Suropati yang terletak di kawasan Menteng Jakarta pusat ini berada diantara pertemuan tiga jalan utama. Yaitu Jalan Teuku Umar (Menteng Boulevard), Jalan Diponegoro (Orange Boulevard) dan Jalan Imam Bonjol (Nassau Boulevard). Taman yang awal mulanya bernama Burgemeester Bisschopplein, diambil dari nama Walikota Batavia pertama; G.J Bisshop tahun 1916-1920 ini dulunya berbentuk bukit. Kemudian bukit ini dipangkas dan ditanami pohon-pohon serta bunga. Taman Suropati merupakan salah satu peninggalan arsitek Belanda yang bernama PAJ Mooejen dan FJ Kubatz (1913). Taman yang dilengkapi dengan beberapa patung karya seni, air mancur, kandang burung, track dari bebatuan dan juga puluhan pohon mahoni ini merupakan salah satu ruang publik terbaik dan ternyaman di DKI Jakarta.
Tahukah kalian bahwa di taman ini ada 6 buah karya seni yang terletak di antara kiri dan kanan yang merupakan hasil karya negara-negara ASEAN? Jika kamu mengunjungi taman ini dan berjalan melalui track kecilnya, kamu bisa melihat karya seni ini.
keterangan:
- Baris 1-
(kika: Rebirth karya Luis E. Yee Jr dari Philippina, The Spirit of ASEAN karya Wee Beng Chong dari Singapore)
-Baris 2-
(kika: Harmony karya Awang Hj Latirf Aspar dari Brunei Darussalam, Fraternity karya Nonthivathn Chandhanaphalin dari Thailand, Peace karya Sunaryo dari Indonesia)
- Baris 3- "Peace-Harmony and One karya Lee Kian Seng dari Malaysia"
Selain enam karya ASEAN itu, Taman Suropati juga mempunyai bangku-bangku memanjang yang asik dipakai untuk beristirahat. Sssstt.. bangku ini sering digunakan kaum muda untuk berpacaran loh. Tapi jangan salah, taman ini bukan taman yang dipakai untuk kegiatan negatif kok. Di taman ini sering menjadi tempat kumpul para komunitas, bahkan setiap hari minggu dan di hari-hari tertentu ada komunitas yang berlatih biola di sini.
Komunitas Biola yang rutin latihan di taman ini |
Oh ya! ada satu hal yang wajib untuk dicicipi saat ke tempat ini. Nasi Gila/Nasi Goreng Gila. Iya, kalian harus makan nasi goreng gila ketika ke taman ini. Di pinggir ini banyak yang berjualan nasi goreng gila. Ituloh nasi yang digoreng bersama tumis sayuran, telur, sosis dan bahan-bahan lainnya. Dijamin ENAK !!. Untuk yang ngga tau bedanya nasi goreng gila dan nasi gila, bedanya cuma ada pada perlakuan nasinya kok yang digoreng atau ngga :p
Nasi Gila |
Nasi Goreng Gila yang Endessss~ |
Kebayang dong gimana rasanya malam minggu ke tempat ini, makan nasi goreng gila bersama pacar/sahabat sambil duduk dipinggiran taman dan diiringi musik dari pengamen professional yang suaranya enak buat didenger ditambah angin sepoi-sepoi. Beeeehhhh kalau kata anak jaman sekarang mah endes pokoknyaa.
Suasana taman pada malam hari |
Banyak kisah yang dapat diambil dari tempat ini. Jika ia bisa bercerita pasti ia akan bercerita banyak. Di mulai dari anak kecil dengan keluarganya yang sangat senang bermain dengan burung di pagi hari, nada biola merdu yang dapat membuat hati tenang, kisah anak muda yang sedang jatuh cinta, patah hati ataupun bertengkar bersama kekasihnya, anak-anak komunitas yang riuh bercengkrama tentang banyak hal sampai abang nasi goreng gila yang tersenyum saat dagangannya habis. Tak cukup untuk mendeskripsikan cerita pada kotaku dengan satu postingan saja. Karena di kotaku terlalu banyak cerita yang mengesankan.
Oh ya, Taman Suropati bukan satu-satunya ruang publik yang ada di Jakarta, masih banyak taman-taman yang ngga kalah bagus dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda seperti Taman Menteng, Taman Ayodhya, Taman Kodok dan masih banyak lagi. Kalian bisa mencari taunya lewat google yaa :p
Jadi, masih ragu untuk menikmati Ruang Publik yang ada di kotamu? ingat ya, sebagai warga kota selalu jaga keindahan dan kebersihan ruang publik yang sudah disediakan untuk kita. Kalau ruang publiknya bersih dan nyaman, siapa yang senang untuk mengunjunginya? kita juga bukan? :)
**
Foto dari berbagai sumber
Comments
Post a Comment