Melalui sebuah campaign sebuah susu, saya terinspirasi untuk membuat sebuah tulisan ini. Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua teman dan sahabat saya.
Sebagai anak tunggal, saya menjadi tipekal seseorang yang cenderung pendiam. Mungkin bukan "diam" dengan arti yang sesungguhnya. Tapi lebih kepada saya tidak mau menceritakan semua hal yang terjadi di dalam hidup saya ke semua orang bahkan sahabat saya. Terlepas dari apa yang pernah saya alami. Saya belum berani mengungkapkan semuanya dan bercerita melewati tulisan, karena saya takut dihakimi dan dipandang buruk oleh sebagian orang yang tidak mengenal saya dengan baik. Tetapi sekarang saya mau bercerita tentang mereka.
Awalnya saya tidak pernah bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidup saya kepada teman bahkan keluarga saya. Sampai akhirnya saya menemukan seseorang yang tidak pernah menghakimi tapi selalu mendengarkan. Seperti kutipan tweet yang ditulis oleh @fallaadinda, ia mengatakan bahwa #TemanMurni versinya adalah teman yang tidak perlu selalu ada, tapi dia mendengar tanpa menghakimi. Saya setuju dengan hal itu. Bagi saya teman adalah seseorang yang bisa mendengar tanpa menghakimi namun tetap berpikir logis dan tidak membawa dampak buruk bagi temannya. Seseorang yang dapat bercerita banyak hal, tertawa bahkan menangis bersama. Bukan hanya membicarakan keburukan orang lain semata. Dan saya mempunyai mereka.
Saya mempunyai beberapa teman dan juga sahabat. Mengenal mereka merupakan sebuah kebahagiaan, karena saya dapat belajar banyak hal. Dulu saya hanya memiliki 20 orang terbaik. Kenapa hanya 20? karena saya termasuk orang yang pemilih dalam hal berteman. Terserah jika kalian menganggap saya sombong atau apapun, tapi bukankah sebagai makhluk yang berakal kita harus memilih lingkungan yang dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik? Meskipun mungkin beberapa teman saya juga bukanlah seseorang yang "baik".
Saya pernah membaca sebuah tweet yang ditulis oleh seorang penulis. Ia mengatakan bahwa kita harus mengklasifikasikan orang yang kita kenal ke dalam beberapa kelompok. Kelompok tersebut adalah sahabat, teman, kenalan dan juga relasi. Sampai saat ini saya menerapkannya, maka tidak semua orang yang saya kenal adalah teman saya. Penilaian terhadap orang-orang tersebut hanya saya yang mengetahuinya dan karena hal itu, saya menjadi sadar bahwa pengelompokkan itu merupakan hal yang penting. Karena dari situ kita bisa membatasi bagian-bagian penting mana yang tidak perlu saya bicarakan kepada mereka.
Kembali ke topik awal, saya mempunyai teman yang sukanya memakan es batu, ada juga yang hanya bisa memakan kentang serta telur dadar bahkan yang tidak pernah berpacaran hingga saat ini. Tapi mereka sangat mengerti saya. Bahkan terkadang mereka tau perasaan saya yang sebenarnya dan langsung mengajak saya makan es krim atau bahkan sekadar berusaha membuat saya tersenyum. Bahkan beberapa dari mereka adalah orang yang dapat ditelfon atau menelfon jam 2 pagi hanya untuk mendengar saya menangis karena patah hati :p dan orang yang selalu menemani saya di pojokan pilar sekolah hanya untuk menenangkan saya. Itu semua hanya karena drama kehidupan yang tak pernah lepas meninggalkan. Serta orang yang sekadar ingin menceritakan sesuatu hal kepada saya dan menemani saya terjaga. Semua itu hanya mereka yang dapat melakukannya Itu hanyalah beberapa dari teman-teman saya. Jika saya menceritakan seluruh teman saya, mungkin tidak cukup untuk satu halaman ini. Karena mereka terlalu istimewa. Tetapi saya sudah mempunyai rencana ingin menulis dan mendeskripsikan mereka secara satu per satu :p
Meskipun mereka tak selalu siap siaga untuk menanyakan kabar atau sekadar chat singkat, tapi saya percaya mereka selalu ada. Apalagi ketika mereka satu per satu mengungkapkan kata rindu, yang menurut saya itu adalah sebuah apresiasi pengakuan.
Pernahkah kamu meragukan atau takut jika hanya kamu yang menganggap dirinya sebagai sahabat?
Saya sangat sering merasakan itu. Tapi saya sadar, yang harus saya lakukan adalah memberi tanpa mengharapkan sebuah penerimaan. Mengharapkan sebuah penerimaan hanyalah sesuatu yang akan membuat saya sakit nantinya. Karena tidak semua orang bisa mengikuti semua kemauan kita karena keterbatasan mereka. Dan mereka juga mempunyai jalan kehidupan masing-masing yang harus mereka lalui tanpa saya.
Perselisihan dalam pertemanan merupakan hal yang sangat biasa. Saya merupakan seseorang yang sangat sensitif jika dibecandai tentang fisik, meskipun saya tahu mereka hanyalah becanda. Tapi saya sangat tidak menyukainya. Karena menurut saya, ada beberapa bagian fisik yang tidak bisa diubah dan itu merupakan ketetapan. Sejak kapan kita bisa meminta fisik yang kita inginkan? tidakkah jika kalian anggap itu sebagai lelucon yang ada hanyalah menyela ciptaan-Nya. Dalam hal ini, saya bersyukur karena ada salah satu sahabat saya yang tidak pernah becanda akan hal ini.
Saya tau bagaimana rasanya dibohongi oleh sahabat saya sendiri, saya tau bagaimana rasanya ditinggalkan seorang sahabat, saya tau bagaimana rasanya tidak pernah menemukan waktu untuk sakadar bercerita dengannya, saya juga tau bagaimana rasanya cemburu melihat sahabat saya lebih dekat dengan teman yang saya kenalkan padanya, dan saya sangat tau bagaimana rasanya tidak berhubungan lagi dengan sahabat dalam beberapa waktu yang lama, hanya karena permasalahan yang seharusnya tidak terjadi jika kami tidak saling egois. Bahkan saya tau bagaimana rasanya untuk bisa memaafkan masa lalu dan sebisa mungkin menjaga persahabatan yang ada.
Semuanya sudah pernah saya rasakan dan lalui.
Dalam hal ini saya belajar. Menjadi sahabat bukanlah seseorang yang harus siaga 24 jam menemanimu. Bukan seseorang yang harus membalas chat selalu disertai dengan kalimat panjang. Bukan seseorang yang harus menanyakan sedang apa, dimana dan bersama siapa kamu sepanjang waktu. Tetapi sahabat dalam diam dan dapat memposisikannya dengan baik adalah sahabat yang dicari dan terbaik.
Saya juga tidak pernah memaksa sahabat sahabat saya bercerita sepanjang waktu kepada saya. Karena saya percaya pada akhirnya waktu akan membuat mereka bercerita sendiri. Tanpa paksaan. Saya selalu percaya bahwa sahabat saya tidak pernah lupa untuk menceritakan apapun kepada saya, karena saya melakukan itu kepada mereka. Tetapi yang perlu mereka tau, tanpa mereka bercerita terkadang saya sudah melihat atau merasakannya (paranormal kali ah wkwk).
Saya juga tidak pernah memaksa sahabat sahabat saya bercerita sepanjang waktu kepada saya. Karena saya percaya pada akhirnya waktu akan membuat mereka bercerita sendiri. Tanpa paksaan. Saya selalu percaya bahwa sahabat saya tidak pernah lupa untuk menceritakan apapun kepada saya, karena saya melakukan itu kepada mereka. Tetapi yang perlu mereka tau, tanpa mereka bercerita terkadang saya sudah melihat atau merasakannya (paranormal kali ah wkwk).
Karena semakin menua, hubungan tidak selalu berjalan seperti yang kita mau. Mau tidak mau, siap atau tidak, semuanya akan berubah. Menjadi lebih baik atau tidak. Semoga kita tidak seperti itu. Karena semuanya ada ditangan kita. Kita yang menentukan, dan semoga Allah meridhoi semua yang kita inginkan.
Saya hanya takut jika waktu menggiring kita pada jeda yang tak bisa ditawar.
Bagi kalian, terima kasih sudah menemani dengan tulus dan selalu ada. Terima kasih sudah menciptakan tawa bahagia karena tingkah lakumu. Terima kasih sudah datang dan tidak pernah pergi. Maaf jika tulisan ini tidak bisa membalas semua hal yang sudah pernah kalian perbuat. Maaf jika selalu merepotkan dan ingin selalu ditemani.
#TemanMurni saya adalah kalian. Yang tidak selalu ada, namun tulus menjaga. Mendengar tanpa menghakimi, bercerita tanpa memaksa dimengerti dan selalu kembali walau kadang pergi. Seseorang yang menginspirasi dan selalu mendukung. Penyemangat dan pembangkit dikala jiwa sudah lelah dengan kehidupan. Obat setia yang selalu ada di hati.
Tak perlu mengumbar semuanya tentang kita. Biar mereka yang menilai siapa kita dan bagaimana kita. Karena orang yang tidak suka dengan kita tidak akan menerimanya, dan orang yang menyukai kita tak butuh akan hal itu.
Semoga selalu seperti ini. Sekarang ataupun nanti.
Sayang kalian....
Sayang kalian....
Comments
Post a Comment