Lelaki Tak Bersayap (1)

Untuk: Lelaki yang Tak Mempunyai Sayap

365 hari yang lalu, aku melakukan hal yang sama. Menulis untuk kamu yang aku tak tahu membacanya atau tidak.

Maaf jika aku menyebutmu dengan sebutan lelakiku dalam surat ini. Maaf jika sebutan ini terlalu berlebihan. Aku janji hanya memakai sebutan ini dalam surat, tidak dalam dunia nyata. Izinkan aku untuk menulis surat dalam 30 hari kedepan, untukmu. Aku ingin bercerita kepadamu, dan orang lain. Bercerita bagaimana hebatnya kekuatan semesta ini. Menebar bahagia, sendu dan cinta.

Surat cinta pertama tahun ini. Dan tidak ada alasan yang harus aku jelaskan mengapa kamu yang mendapatkannya. Kamu hanya boleh membaca dan tak banyak berkomentar. Jangan lupa senyum! Supaya orang di sampingmu tidak takut karena muka galak yang kamu punya :p

Untuk lelakiku yang tak mempunyai sayap, terima kasih karena telah menetap meskipun 365 hari telah terlewat. Untuk kamu lelakiku yang tak bersayap, ada banyak cerita yang mungkin telah kamu lewatkan selama 60 hari terakhir ini, ada banyak rindu yang telah sia-sia, ada banyak kekuatan yang menghilang, namun tetap ada cinta yang selalu setia.

Apakah kamu sadar? 365 hari yang lalu saat aku menulis surat untukmu, kita sedang berada dalam sebuah jeda. Dalam sebuah ruang kosong yang sering kali hadir untuk membuat kita berpikir. Untuk membuat kita merenung dan menyadari sesuatu hal. Ada banyak hal yang terjadi setiap kali kita berada di sana. Dan aku yang selalu kalah. Tidak terkecuali kamu. Kita sering kali kalah.

Saat kita berada dalam diam, semuanya terpikirkan. Ada banyak pilihan yang dapat kita pilih. Namun, sampai saat ini kita masih memilih pilihan yang sama. Bertahan.

Untuk lelakiku yang tak menghilang, aku akan terus merindu, dan aku akan terus menanti semua cerita. Ceritakan, dan aku akan menulisnya. Untuk kita.

Dari: Perempuanmu yang tak bersayap