Skip to main content

Bagaimana Jika...

Bagaimana jika hari ini aku merindukanmu?
Apa kamu akan acuh? Atau kamu hanya memberikan senyuman sederhanamu? Ah aku rindu senyum itu. 

Bagaimana jika hari ini aku mengingat janjimu yang belum kau tepati? Apakah kamu akan langsung menepatinya? Atau kamu memberikan janji baru yang tak tau kapan akan kamu tepati? Terlalu banyak janji yang terucap, aku yakin kamu pasti tak ingat.

Bagaimana jika hari ini aku mengirimu pesan? Apakah kamu akan membalasnya? Atau kamu hanya membaca dan membiarkannya berhari-hari bahkan bulan? Ah aku ingin mendengarkan dering pesan darimu lagi. Pesan yang dapat membuatku tersenyum setiap kali membacanya. Ah aku ingin tertawa lagi bersamamu. Apa mungkin?

Bagaimana jika hari ini kamu aku telfon? Berkenankah kamu untuk mengangkat telfon dariku? Masih pantaskah aku menerima sambutan hangat darimu? Suara yang selalu terngiang setiap kali kamu menyebut namaku. Dengan panggilan kesukaanmu tentunya.

Bagaimana jika hari ini aku ingin bertemu? Sudikah kamu menemuiku? Atau mungkin kamu tidak akan peduli dengan apa yang aku inginkan? Tak seperti dahulu. Ah iya! Kita sudah berubah.

Bagaimana jika hari ini aku hadir di depan rumahmu? Apa kamu akan membukakan pintu untukku? Sekadar membukakan pagar mungkin? Dan tersenyum tentunya, serta saling menatap tanpa berucap.

Bagaimana jika itu semua hanyalah omong kosong? Atau hanya sebuah tulisan yang tak pernah terbaca olehmu. Mungkin aku hanya bisa termangu.

Bagaimana jika aku memimpikanmu lagi? Haruskah aku terlelap?  aku dapat menguburmu dalam gelap.

Sebenarnya aku tak menginginkan bagaimana, namun aku menginginkan seharusnya. Darimu..

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka