Skip to main content

Surat Untuk Sahabat

Hai kalian, pasti kalian bingung akan datangnya surat ini. Tak usah terlalu dipikirkan apa yang menjadi alasanku menulis ini. Karena yang terpenting adalah objek dari surat ini, yaitu kalian. Maaf jika sebelumnya aku jarang menuliskan surat untuk kalian. Karena menurutku semuanya tak perlu tertulis, namun ditunjukkan. Semoga kalian dapat membaca surat ini. Meskipun aku tidak yakin surat ini akan tersampaikan oleh kalian.

Awalnya tidak pernah meminta kalian untuk hadir. Dan tak pernah menduga ketika kalian tiba-tiba datang ke hidupku. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku pun harus menerima kedatangan kalian. Tuhan mentakdirkan seseorang datang untuk memberikan pelajaran dalam kehidupan. Sementara ataupun selamanya. Begitupun kalian, kalian hadir untuk memberikanku sebuah pelajaran.

Aku tidak tahu apa yang akan kalian ajarkan untukku. Namun seiring berjalannya waktu aku menemukan banyak hal. Dari kalian aku belajar apa arti hidup sebenarnya. Apa makna bahagia yang sederhana bahkan maksud dibalik senyuman tipis dikala hujan. Dan berbagai masalah percintaan dan hidup lainnya.

Bertahun-tahun dengan kalian semakin membuatku sadar pentingnya meredam sebuah emosi serta tingkat keegoisan. Dan ngga harus selalu ingin dimengerti. Tapi, pasti aku telah melakukan banyak kesalahan pada kalian.  Maaf jika aku sering egois. Ingin dimengerti tanpa mengerti kalian.

Maaf jika aku salah.

Maaf jika aku terlalu keras kepala. Tidak mendengarkan apa yang kalian ucapkan padahal itu yang terbaik untukku.

Maaf jika aku menyusahkan. Selalu meminta bantuan tanpa memberikan bantuan yang lebih untuk kalian.

Maaf jika aku rapuh. Selalu menangis karena hal yang sama, sehingga kalian lelah memberikanku pundak.

Maaf jika aku terlalu sering lelah. Sehingga kalian harus menyemangati dan menarikku berdiri.

Maaf jika aku berpikir negatif, tentang kalian yang tidak menganggapku ada.

Maaf..

Maaf atas semua tingkahku yang menyebalkan. Tentang semua pikiran negatifku terhadap kalian. Tentang diriku yang terbawa perasaan dan tidak jarang sedih ketika kalian melewatkanku dalam hal apapun. Maaf jika aku terlalu sering ingin dimengerti. Karena aku hanya butuh kalian.

Meskipun kalian pun tak luput dari kesalahan, namun semuanya dapat termaafkan. Karena kalian sudah hadir dan menetap hingga hari ini. Terima kasih.

Terima kasih sudah memberikan tawa disetiap tangis yang tersedu.

Terima kasih telah memberikan pelukan hangat dikala dingin menyerang.

Terima kasih untuk telinga yang selalu siaga disaat bibir ini tak berhenti berbicara.

Terima kasih untuk tangan yang menggenggam erat disaat kakiku sudah lemah untuk berdiri.

Terima kasih karena tak meminta bayaran untuk semua hal itu.

Oh ya, sebelum menutup surat ini, bolehkah aku meminta satu hal untuk kalian?
Jangan pernah pergi..
Karena aku sudah lelah kehilangan seseorang yang berarti..


ps: Tak perlu ku tulis siapa nama kalian. Yang punya hati pasti kan tau tanpa harus ku beritahu. Yang menganggapku pasti lebih tau siapa dia :)

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka