Skip to main content

Maaf [Tema 2, July 24] #FF2in1

“Ini buat kamu, disimpan ya. Jangan pernah dibuang atau yang terlebih parah diberikan kepada orang lain.” Abe memberikan sebuah kalung liontin berbentuk nada lagu kepadaku. Diletakkannya benda itu pada telapak tanganku lalu menutupnya dengan hangat.
“Ya Abe, aku janji.” Aku membalas dengan senyuman, lalu Abe memelukku dengan hangat.
***
Aku benci bau ini. Benci bau khas rumah sakit yang di hadirkan setiap saat aku memasukinya. Sejak kepergian Abe beberapa bulan silam, aku mendaftarkan diri menjadi sukarelawan untuk anak-anak penderita kanker di sebuah rumah sakit swasta. Ya, Abe meninggalkan akibat kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya sejak dua tahun silam. Aku masih ingat saat terakhir kali aku melihat Abe. Pada saat itu, Abe sedang tertidur pulas di bangsalnya. Rambutnya yang dulu ditata berantakan dan sering aku usap menghilang seperti daun yang gugur. Bibirnya yang merona telah menjadi biru pucat, matanya yang cerah tertutupi oleh lingkaran berwarna hitam. Abe tak berdaya, tubuhnya sangat lemas. Setiap aku menjenguknya Abe selalu tersenyum melihat kehadiranku. Dan tidak pernah lupa ia mengatakan “Jaga baik-baik kalung itu.” Aku hanya mengangguk dan menahan mataku yang terasa panas. Aku tak mau membuat Abe sedih. Tapi tuhan mempunyai cerita yang lebih indah, ia lebih menyayangi Abe daripada aku. Dan ia pun mengambil apa yang menjadi miliknya.
Anak-anak ini menjadi pengganti Abe dalam hidupku. Bersama mereka aku seperti menemukan jiwaku yang dulu, tersenyum bahagia dan menangis haru karena perjuangan mereka. Di sudut kamar ada seseorang anak perempuan berumur 6 tahun bernama Klara, ia paling dekat denganku. Dokter memvonis umurnya tinggal dua bulan lagi. Tapi ia seperti tidak merasakan ada makhluk jahat yang sedang menggerogoti tubuhnya. Ia terus bermain dan tertawa sepanjang waktu. Klara seandainya kamu tahu waktu kamu tidak lama lagi, apa kamu tetap ceria seperti ini?, batinku lirih.
***
Hari ini jadwal aku mengunjungi mereka di rumah sakit. Aku sibuk mengurus barang-barang yang akan aku bawa ke sana, boneka, mainan, buku-buku sudah ku masukan ke dalam kardus. Sesampainya di rumah sakit, pandanganku terus berkeliling; mencari Klara. Air mataku tak berhenti mengalir saat seorang perawat mengatakan bahwa Klara mengalami koma. Segera aku berlari menuju ruang ICU. Di sana aku menemukan seorang anak perempuan yang terbaring lemah tak berdaya. Ah! Aku teringat akan Abe. Ku langkahkan kakiku memasuki ruangan itu. Ku tatap wajahnya yang tak lagi ceria, tangannya yang ku genggam hangat namun tak merespon apapun. Saat aku mulai terpejam, tangan yang ku genggam memunculkan respons. Kelopak mata Klara sedikit demi sedikit terbuka. Ia tersenyum kepadaku, mulutnya berkomat-kamit seraya ingin mengucapkan sesuatu. Aku mendekatkan diri kepadanya, untuk mendengar perkataannya lebih dekat.
“ Kak sebelum aku meninggalkan bumi, apa boleh aku meminta kalung yang kakak pakai? Aku sangat menginginkannya sejak lama.”

Aku kaget. Aku bingung harus bagaimana. Aku telah berjanji kepada Abe, namun aku juga ingin membuat Klara bahagia. Dengan hati yang gundah dan air mata yang bergulir. Aku melepaskan kalung dan memakaikannya kepada Klara. Klara tersenyum bahagia dan terus menggenggam liontin nada itu. Maafkan aku Abe, aku telah beringkar, gumamku dalam hati seraya tersenyum kepada Klara.

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka