Skip to main content

Siapa Ia? [Tema 1, July 24 2013] #FF2in1

Aku terus menginjak bumi dengan kakiku. Menunggu resah detik yang berlaju dengan lambat. Dosen itu masih terus bergumam, aku tak peduli dengan apa yang ia katakana. Aku hanya menginginkan detik berlaju dengan cepat; aku dapat meninggalkan ruangan ini segera. Matanya tak luput dari pikiranku. Teettt…. Bel berbunyi, ku langkahkan kakiku dengan cepat.
***
Lorong kampus ini sangat ramai. Berulang kali aku mengucapkan kalimat maaf karena menabrak mahasiswa yang sedang berjalan. Satu pikiranku; aku harus melihatnya. Terus ku berlari, ku tancapkan sekuat tenaga untuk dapat berlari menuju halaman belakang kampus. Langkahku terhenti pada sebuah halaman, kami para mahasiswa sering menyebutnya taman cinta. Nama itu diberi karena banyak mahasiswa yang menemukan pasangannya disini.
Mataku terus menelusuri sekeliling. Mencari-cari sosok yang aku tunggu. Bola mataku bergerak tak henti, sampai akhirnya ia memusatkan pandangan. Ah ! itu dia.
***
Jangtungku berdegup tak beraturan, keringat dingin mengucur dengan peluh, bibir ini pun menyudut dengan indah.  Dia sedang duduk di sebuah bangku halaman. Bertumpu kaki sebelah, bola matanya sangat fokus kepada tulisan pada buku yang sedang ia baca. Sesekali ia membetulkan letak kacamatanya yang berada pada tangkai hidungnya. Sejak dua bulan yang lalu, setiap jam mata kuliah berakhir aku tak mau ketinggalan moment ini, melihat dan memandangi sosok pria tampan yang aku sendiri pun tak mengenalnya. Bahkan namanya pun saja aku tidak tahu.


Beberapa menit berlalu, ia menutup bukunya lalu beranjak dari tempat duduk. Kepalanya bergerak ke kanan dank e kiri, seperti mencari sesuatu. Tiba-tiba bola mata berwarna cokelat tua itu berhenti tepat pada bola mataku. Bola mata kita bertemu, dan aku semakin penasaran siapakah ia sesungguhnya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka