Skip to main content

Yang Terlewatkan [Tema 2, August 21] #FF2in1

Dermaga ini selalu menghadirkan sebuah cerita indah namun klasik. Air yang bergemericik dan  menimbulkan siluet indah seseorang yang berdiri dipinggirnya pun menjadi sebuah favorit. Andrea selalu menghabiskan sorenya di dermaga ini. Duduk di pinggir dermaga dan menyilangkan kakinya, sambil menikmati siluet indah dirinya pada air sungai kota Bandung. Langit sedang cerah, semburat jingga mulai menampakkan dirinya. Namun, hatinya tak seindah langit hari ini. Ia merindukan sahabat-teman lamanya. Ia tidak tau apa yang membuat dirinya begitu bodoh membuat keputusan untuk menyakiti hati sahabatnya itu. Sahabat yang mencintainya diam-diam.

Dhea begitu kerap ia disapa, lebih memilih Kinal seorang pemuda berantakan dengan hobi mengendarai sepeda motor dibandingkan sahabatnya-Adi yang jauh lebih baik dari Kinal. Dhea tidak mengerti apa yang ia pikirkan saat itu. Tidak mengerti mengapa hatinya memilih Kinal. Hati memang tidak pernah salah untuk memilih. Namun terkadang hati terlalu egois untuk melihat yang terbaik. Dermaga ini menjadi saksi dimana Adi yang menyatakan cintanya oleh Dhea. Dhe yang menangis terisak karena Kinal menyakitinya. Dan Dhea yang tak pernah lagi bertemu dengan Adi. Semenjak kejadian itu-dimana Adi mengungkapkan rasa cinta dan memilih mundur serta meninggalkan Dhea, Adi menghilang. Dhea yang sedang kalut oleh perasaan hatinya tak dapat berbuat apa-apa. Tak ada Adi yang dapat membuat senyumnya mengembang, tak ada Adi yang selalu mengajaknya bermain di pinggiran Dermaga, tak ada lagi lesung pipi Adi dan mata yang meneduhkan itu. Dhea hanya ingin bertemu Adi.

Dhea hanya ingin mengulang kisahnya di dermaga ini. Ia hanya ingin melepas rindu serta peluh pada punggung Adi yang selalu ada untuknya, dulu. Air mata Dhea mengalir, terjatuh pada air sungai dan menghasilkan suara kecil. Berharap air mata yang mengalir bersama air sungai dapat membawa kisah dan ceritanya kepada Adi yang entah berada dimana. Berharap Adi akan menemuinya. Sekarang. Di dermaga ini.

"Hei jangan nangis. Gue ada disini."

Jemari yang Dhea sangat kenali perlahan menyentuh pipinya yang basah. Dhea mengalihkan pandangan ke asal suara. Dia kembali-Adi. Segera Dhea memeluk Adi dengan erat. Menumpahkan semua kerinduan lewat air mata. Ia tidak ingin waktu terus berlalu, ia ingin menikmati setiap detiknya. Ia ingin selamanya Adi memeluknya.

"Jangan pergi lagi Di. Maaf gue terlalu egois dan menutup mata gue. Sekarang gue sadar. Gue... gue sayang sama lo."
"Iya gue tau. Gue ngga akan ninggalin lo kok." Adi merekatkan pelukannya. Diusapnya punggung Dhea perlahan, lalu tersenyum sesekali.

Sekarang Dhea sadar. Bahwa sesungguhnya Adi-lah sosok yang ia cari. Dan ia tidak mau melewatkannya lagi.


Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka