Audivisual via Soundcloud, check it more: "Saat Awan Menangis"
Entah mengapa aku ingin menuliskan ini, entah karena kamu atau karena hal lain. Sudah lama aku tidak menulis, namun kamu membangkitkan inspirasi ku. Terlihat mudah untuk menjadi sebuah inspirasiku. Namun pada dasarnya sangat sulit untuk menemukan sebuah inspirasi untuk tulisanku. Ah aku tidak ingin menjadi penunggu; menunggu inspirasi untuk datang kepadaku. Tapi aku ingin menjadi penulis; yang menghadirkan imajinasinya sendiri.
Sudah lama aku menjadi seorang pengamat; mengamati sifat dan karakteristik setiap orang terdekatku. Mereka mempunyai permasalahan tersendiri. Ada yang mencintai secara diam-diam, dihadapkan dengan tiga pilihan yang baik, cinta bertepuk sebelah tangan, terlalu pemilih bahkan masih mencintai mantannya. Semuanya lucu bukan?? aku hanya bisa menjadi pendengar dan pengamat yang baik. Apa? kamu bertanya bagaimana dengan aku? oh tidak-tidak, aku tidak akan bercerita mengenai perasaan aku sesungguhnya. Karena itu adalah privacy :p.
Aku hanya berharap, hujan yang sedang membasahi bumi tidak sedang menyindir keadaan ku saat ini. Aku yang tak mengerti tentang perasaanku saat ini. Perasaan kagum, senang, bahagia menjadi satu. Seperti cakra warna yang menyatu pada warna putih awan membentuk pelangi. Perasaan sementara atau abadi. Entahlah. Namun aku semakin takut. Jika aku terlalu jauh, tolong sadarkan aku.
"Bahkan awan pun rela meneteskan air matanya untuk membasahi bumi" -
Entah mengapa aku ingin menuliskan ini, entah karena kamu atau karena hal lain. Sudah lama aku tidak menulis, namun kamu membangkitkan inspirasi ku. Terlihat mudah untuk menjadi sebuah inspirasiku. Namun pada dasarnya sangat sulit untuk menemukan sebuah inspirasi untuk tulisanku. Ah aku tidak ingin menjadi penunggu; menunggu inspirasi untuk datang kepadaku. Tapi aku ingin menjadi penulis; yang menghadirkan imajinasinya sendiri.
Sudah lama aku menjadi seorang pengamat; mengamati sifat dan karakteristik setiap orang terdekatku. Mereka mempunyai permasalahan tersendiri. Ada yang mencintai secara diam-diam, dihadapkan dengan tiga pilihan yang baik, cinta bertepuk sebelah tangan, terlalu pemilih bahkan masih mencintai mantannya. Semuanya lucu bukan?? aku hanya bisa menjadi pendengar dan pengamat yang baik. Apa? kamu bertanya bagaimana dengan aku? oh tidak-tidak, aku tidak akan bercerita mengenai perasaan aku sesungguhnya. Karena itu adalah privacy :p.
Aku hanya berharap, hujan yang sedang membasahi bumi tidak sedang menyindir keadaan ku saat ini. Aku yang tak mengerti tentang perasaanku saat ini. Perasaan kagum, senang, bahagia menjadi satu. Seperti cakra warna yang menyatu pada warna putih awan membentuk pelangi. Perasaan sementara atau abadi. Entahlah. Namun aku semakin takut. Jika aku terlalu jauh, tolong sadarkan aku.
Jakarta, 13 Mei 2013
Saat hujan membasahi jendela kamarku
Comments
Post a Comment