Hay.....
Aku mulai menuliskannya lagi. Maaf, kalian harus membaca tentang hal yang mungkin masih sama. Tentang rasa yang enggan pergi dan tentang masa yang terus berlalu.
Dia masih terlalu takut kawan. Tiba-tuba hatinya menjadi rapuh kembali. Entahlah, aku pun tak mengerti apa yang terjadi padanya. Hanya saja ia seperti paranoid. Takut akan hal yang belum tentu terjadi.
Mungkin benar, hal yang ia takutkan terbawa sampai mimpinya. Bukan mimpi yang ditakutinya. Namun aku paham apa yang menjadi dasar akan ketakutannya. Kalian pun munkin tahu apa itu. Ya. Kehilangan. Siapa yang tidak takut akan itu?? Mungkin hanya orang gila yang tidak takut akan itu. Aku sangat mengertinya.
Ia takut akan perubahan. Ia takut semesta akan berkonspirasi membuat ketakutannya menjadi hal yang nyata. Banyak yang sudah berjanji untuk tidak pergi. Namun kembali lagi. Mereka hanya dapat berjanji;yang mudah diingkari. Dan kepercayaannya terhadap itu sudah semakin kecil.
Tak ada yang tahu Tuhan memberikan waktu yang lama atau sebentar untuk kita bersama ia yang kita sayangi dan cintai. Mungkin ia sering mengganggumu. Itu karena ia sangat menghargai satu detik yang ada. Ia sangat menghargai detik yang terlewat untuk kalian. Karena ia takut saat ia terbangun kamu sudah tak lagi ada, atau ia sudah tak berhak mengganggumu lagi. Karena ia takkan pernah tahu sampai kapan Tuhan memberikan waktunya bersama kamu.
Ia hanya butuh ditenangkan. Ia hanya butuh teman untuk berbagi. Namun, ia terlalu takut untuk bercerita. Ia takut ceritanya hanya akan membuat beban seseorang. Hanya akan mengganggu seseorang. Ia hanya butuh ditemani. Dan ia hanya butuh kamu beserta orang yang mencintai dan menyayanginya secara tulus.
Tertanda
Aku
Comments
Post a Comment