Skip to main content

Karena Satu Gula Tidaklah Cukup

Matahari siang ini terlalu terik untuk sekadar dilihat. Jadi kamu memilih duduk di sofa yang tidak terkena sinarnya. Hari ini, di suatu sudut kafe kopi menjadi tempat pilihan kita.

Aku selalu suka ketika melihat kamu menyeruput kopi dari bibir gelas kertas itu. Hari ini kamu memesan cappucino panas. Mungkin bagimu kopi adalah sebagian dari jiwa. Sama seperti aku yang terlalu mendewakan teh hijau. Dan Aku selalu menatapmu diam-diam. Meskipun itu tak terlihat diam-diam. Karena aku tepat di hadapanmu.

Aku terlalu mencintai semua gerak gerikmu. Sampai-sampai perutku selalu menghadirkan banyak kupu-kupu. Hahahaha berlebihan bukan? Mana mungkin aku dapat menghadirkan banyak kupu-kupu diperutku? Aku bukanlah penyihir. Tapi itu terlalu nyata saat ada kamu. Mungkin kepulan asap yang keluar dari kopimu pun tahu akan hal itu.

Tahu kah kamu bahwa kita selalu berbanding terbalik? Ada beberapa hal yang ingin aku jelaskan bahwa kita berbanding terbalik. Kamu penyuka kopi, aku sangat suka dengan frape. Kamu sangat mencintai rokokmu itu dan aku sangat membenci asapnya. Namun, selagi kamu bisa meyakinkan bahwa asap itu tak menyesakkanku itu tak apa. Musik merupakan hidupmu. Dan aku hanyalah orang yang selalu kamu ajarkan tentang semuanya. Seperti anak kecil yang selalu suka didongengkan tentang hal baru. Tentang apapun itu. Aku selalu haus akan cerita. Dan kamu selalu bercerita. Aku sangat membutuhkan tawa, kami selalu menghadirkan tawa. Kamu sering memanas, dan aku selalu meredam. Aku tidak begitu takut dengan matahari namun kamu tidak begitu. Tapi kita saling melengkapi bukan? Ada banyak hal dari diri kita masing-masing yang dapat menjadi pengetahuan bagi masing-masing kita. Dan aku sangat menyukai bagian itu. Kita saling memahami.

Dan hari ini ada satu hal lagi yang aku ketahui darimu. Perbandingan dua banding satu. Dua untuk white sugar dan satu untuk brown sugar. Katamu brown sugar berwarna merah, tetapi kataku itu berwarna cokelat. Kamu mengatakan seperti itu karna brown sugar terbuat dari gula merah. Hahaha aku hanya tersenyum dan mengagukan kepala. Tidak ingin terlalu lama mendebatkan hal yang sangat sepele seperti brown sugar.

Katamu satu gula tidaklah cukup. Dan itu menurutmu, karena setiap orang mempunyai takarannya tersendiri. Aku hanya mengangguk sambil terus memutar sedotan di gelas green teaku. Tanpa ragu dan terus menatap bola matamu yang berwarna cokelat.Dan tanpa kamu ketahui, aku terus berpikir. Mungkin memang satu gula tidak akan membuat cappucinomu menjadi manis. Atau kamu yang tak menyukai pahit dari cappucino itu. Atau mungkin kamu memang menyukai hal yang manis.

Tahukah kamu? Bahwa setiap kali aku makan denganmu rasanya takaran perutku menyempit? Aku tak tahu mengapa hal itu terjadi. Atau mungkin karna perpaduan green tea serta donat-donat yang kita pesan membuat perutku mual? Atau mungkin isi perutku sudah penuh? Entahlah. Semuanya membuatku bingung. Namun, frape green teaku terlalu sayang untuk tidak dihabiskan.

Tapi sesuatu hal yang manis tak selalu menyehatkan bukan? Terkadang yang manis akan membuatmu sakit ataupun mual jika terlalu banyak dikonsumsi. Tapi mereka selalu diinginkan. Mereka selalu dirindukan. Dan tanpa mereka, obat untuk bahagia akan berkurang.

Kamu tahu? Bagiku hari ini terlalu manis. Karena kita terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis. Dimulai dari frape green tea, donut dan ice cream green tea. Serta hal-hal manis yang kita lewati lainnya. Hal yang tak cukup untuk dihabiskan dalam waktu beberapa jam. Namun, matahari yang terbenam harus memisahkan kita. Lagi-lagi berbicara tentang waktu dan jarak yang begitu kejam memisahkan.

Sesuatu hal yang manis tercipta karena adanya manusia. Dan semua hal yang berbau manis akan selalu menjadi hal yang difavoritkan oleh aku, kamu, dan bahkan semua orang. Serta hal yang manis tidaklah cukup untuk dirasakan sekali. Karena hal yang manis akan selalu terkenang, akan selalu diminta, akan selalu dibutuhkan, selalu dirindukan dan tidak akan pernah terasa cukup. Walaupun ia dapat mengakibatkan rasa sakit jika tak sesuai takarannya. Begitupun dengan cappucino yang akan tetap terasa pahit jika hanya ditambahkan dengan satu gula. Karena satu gula tidaklah cukup.

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Review: Novel Melbourne;Rewind

Winna Efendi Gagasmedia, 2013 328 Halaman Rp. 52.000,- Blurb Pembaca tersayang, Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare. Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan. Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti. Setiap tempat punya cerita. Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura. Enjoy the journey, EDITOR *** Akhirnya selesai juga baca novel ini. Sudah lama aku in

Review: Novel Andai Kau Tahu

Dahlian Gagasmedia, 2013 366 Halaman Rp. 50.000 Blurb Pengakuannya membuatku merona. Dalam sesaat aku terpaku memandangnya... seolah ia hanya imaji belaka. Bahwa semua ini hanya mimpi di suatu malam. Seolah tak mengerti kejengahanku, kejujuran demi kejujuran meluncur keluar dari bibirnya. Tentang pujian tulusnya akan maknaku di hidupnya. Tentang harapannya akan diriku yang hadir di hidupnya selamanya. Aku belum cukup mengenalnya. Aku tak pernah memikirkannya. Jadi, bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya, bahwa perasaanku dan perasaannya tidak berada di garis yang sama? *** Andai Kau Tahu bercerita tentang Tania seorang perempuan cantik berumur 21 tahun yang harus menerima perjodohan dari ayahnya. Ayahnya menjodohkan Tania dengan anak sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter karena ayahnya ingin mewariskan rumah sakit miliknya ke orang yang benar dan merupakan suami dari Tanis. Tania yang menolak perjodohan itu pun melarikan diri dari rumahnya menuj