Skip to main content

Akhir Maret;Haru

Akhirnya sampai juga pada penghujungmu. Tak terasa 31 hari berlalu begitu cepat. Kamu memberiku pelajaran berharga di tahun ini. Membuatku lebih dewasa untuk menghadapi hari-hari berikutnya yang sudah menungguku. Mengajarkan betapa pentingnya sabar dan ikhlas yang harus aku tanam setiap waktu.

Dalam awalmu aku memasuki gerbang selanjutnya dalam lingkup kemahasiswaanku. Merapal harapan agar semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Di pertengahanmu aku merasa sedih kembali, karena ia (yang namanya tidak perlu disebut) membuat hatiku sedih, bukan karena ia meninggalkanku namun karena kita (terutama ia) membentangkan jarak itu kembali. Aku tidak tahu mengapa ia sangat sering membentangkan jarak, entah karena ia ingin membuat perasaanku berubah atau karena emosi yang menghinggapinya. Namun semuanya kembali seperti semula dalam pertengahanmu juga.

Dan kamu memberiku kejutan yang berlipat-lipat pada akhir penghujungmu. Kamu menghadiahiku dengan tercapainya semua targetku dalam awal tahun di lingkup universitas. Kamu adalah perantara dari Allah untuk memberi kebahagian itu. Dan di akhirmu aku mendapat sebuah kejujuran. Tentang hati dan perasaan yang baru saja terungkap dengan jelas. Tentang air mata ketulusan yang jatuh dan tak akan pernah hilang. Tentang janji yang tersirat untuk selalu menjaga dan selalu ada.

Aku tidak tahu sampai kapan janji dan air mata itu akan tetap pada fungsinya. Akan tetap dalam hati dan ingatan kami masing-masing. Aku tidak tahu apa yang akan diberikan teman-temanmu selanjutnya mengenai kelanjutan cerita ini. Namun aku sangat berterima kasih kepadamu sebagai perantara Allah dalam memberiku kebahagiaan.

Terima kasih telah mengajarkan aku untuk lebih ikhlas merelakan apa yang tidak bisa aku miliki. Membuat aku tetap sabar dalam menghadapi semua masalah dan meredam emosi yang kerap kali singgah dalam dada. Membuatku tegar dalam setiap air mata yang jatuh. Membuatku haru sehingga aku tetap meneteskan air mata ini seraya tersenyum. Terima kasih. Karena melaluimu, melalui hari-harimu aku semakin sadar dan bersyukur. Bahwa aku masih memiliki orang tua, keluarga, sahabat dan dirinya yang selalu ada di sampingku setiap waktu. Semoga masih banyak cukup waktu untuk aku dapat bersama mereka. Aamiin

Terima kasih Maret.....
31 Maret 2014
21:26

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel Klise

GHIYAT AESNA Zettu, 2013 236 Halaman Blurb Pernahkah kau berharap? Pernahkah kau bermimpi? Sederhana saja, semua karena cinta. Tapi, apa perasaan kau jika cinta itu sendiri yang menghancurkan semua harapan dan mimpimu yang tekah dibangun sejak lama. Terjebak dalam labirin dan sulit mencari jalan keluar. Lalu, pernahkah kau bimbang? Sederhana saja, ketika kau melewati sebuah jalan dan menemui persimpangan, kau mungkin bingung memilih jalan yang mana. Bagaimana kalau kedua jalan itu adalah percintaan dan persahabatan? Tak semudah yang kau pikirkan. Sebagian besar, cinta itu membuatmu bahagia, tapi sebagian lainnya membuatmu sulit. Bahkan sangat-sangat sulit. Kali ini cerita yang kau cari, mungkin tentang betapa rumitnya sebuah cinta. Maka, kau telah menemukannya. *** Klise bercerita tentang Toper seorang anak lelaki brokenhome yang diharuskan untuk pindah ke Singapura oleh ayahnya. Toper dipidahkan ke Singapura untuk melanjutkan pe

Pilihan

Seharusnya hari ini kamu bertemu dengan Asa, Rea dan Ego kembali. Tapi saya terlalu lelah untuk menulis. Sehingga cerita mereka belum selesai. Kamu masih mau menunggu bukan? Sampai bertemu esok ya!

Surat 1 : Untuk Kamu Yang Merasa Sepi

#30HariBercerita Hari ke-4 Surat pertama ini saya tulis dalam keadaan bingung. Bukan bingung untuk siapa surat ini akan ditunjukkan, tapi lebih kepada apa yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Untuk kamu yang merasa sepi, surat ini saya sampaikan. Jika kamu membacanya, saya harap kamu tak lagi merasa sendiri. Saya masih ingat malam itu tiba-tiba kamu mengirimi pesan yang isinya “gue ngerasa kesepian”. Pada saat itu saya bingung, kaget. Karena kamu bukan tipekal yang sering bercerita namun tiba-tiba kamu mengatakan hal seperti itu. Saya paham, semua orang di dunia ini pasti akan mengalami perasaan itu. Sebahagia apapun dirinya, ia pasti akan merasakan kesepian. Saya juga tidak tau apa yang harus saya lakukan agar membuat perasaan itu hilang dari dirimu. Karena selama ini saya merasa bahwa hal seperti itu hanyalah permasalahan pikiran saja. Yang harus kamu tau, saya bersama yang lain selalu ada di belakangmu. Meskipun kami tidak selalu ada di sampingmu. Tapi kamu tau ka