#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-3
Hai lelakiku, tak terasa kita sudah menginjak bulan Februari. Itu berarti kurang lebih 90 hari lagi tepat 730 hari kita bercerita bersama.
Hari ini hari ke-3 aku menulis untukmu. Lelakiku, mari singkarkan dulu cerita tentang dia yang ku ceritakan sebelumnya. Duduk yang manis, sambil membaca cerita dari kegelisahanku ini.
Lelakiku, mengapa di dunia ini banyak sekali manusia yang serakah? Mengapa mereka selalu menginginkan yang terbaik dan selalu mencari yang terbaik. Padahal, yang terbaik dapat terbentuk dengan sendirinya. Dengan apa adanya dia. Bukan untuk dicari lelakiku.
Lelakiku, mengapa banyak orang yang tidak sadar dengan apa yang ada di hadapan mereka? Terlalu angkuh untuk mereka menyadari sesuatu tentang hal yang sudah diberikan Tuhan dengan indahnya.
Lelakiku, mengapa mereka terus berusaha mencari yang lebih? Padahal sudah ada seseorang yang tulus mencintai dan menyayanginya. Bukankah yang paling penting hanyalah itu?
Apa pendapatmu tentang hal itu? Bukankah mereka serakah? Apakah hati dan pikiran mereka hanya tertutup oleh ego? Aku paham jika logika lumpuh bersama hati yang telah berbunga. Tapi, bukankah masih ada ruang untuk berpikir secara logis? Tidakkah mereka sadar bahwa perilakunya salah lelakiku?
Apakah tidak ada ruang untuk seseorang yang telah menunggu dan berjuang lama hanya untuk dilihat dan dipertahankan lelakiku?
Lain hal lagi dengan seseorang yang sudah mendapatkan pilihannya namun ia melepaskannya dengan begitu cepat. Tidakkah ada ruang untuk seseorang yang baik di hatinya lelakiku?
Ada lagi seseorang yang cepat menyerah dikarenakan jarak. Bukankah jarak yang menjadikan hubungan semakin erat karena lebih menghargai waktu pertemuan, lelakiku? Sungguh aku tidak mengerti tentang manusia seperti itu.
Kau tahu? Di luar sana tidak sedikit orang yang tetap bertahan meskipun orang sekelilingnya sangat menentang. Tidak peduli bagaimana risiko saat ia memilih seseorang itu. Namun terkadang, yang diperjuangkan seakan buta dan tak mempedulikannya. Yang diperjuangkan tetap mencari yang lebih baik. Sungguh aneh dan miris lelakiku.
Aku ingin bertanya, tidakkah kamu melakukan hal seperti itu lelakiku? Jangan sekali-kali kamu melepas seseorang yang sudah berjuang, menunggu dan mencintaimu. Karena sudah banyak sabar, ikhlas, dan hal yang telah ia ubah dalam hidupnya, begitupun dalam hidupmu.
Lelakiku, jangan sekali-kali menutup mata untuk melihat seseorang seperti itu. Jangan biarkan egomu menjadi pecutan untuk melepasnya pergi. Jangan biarkan ucapanmu mendorongnya untuk meragu. Jangan biarkan tindakanmu menjadi buah pemikiran negatif dalam dirinya. Kepercayaan dan rasa cinta tidak semurah itu lelakiku. Sungguh kau harus sadar itu.
Lelakiku, janganlah kamu terus mengeluh tentang jarak yang terbentang. Ingatlah tentang waktu berharga yang telah ia luangkan untukmu. Ingatlah tentang rindu yang tercipta karena jarak yang terbentang. Sungguh rindu sangatlah indah lelakiku. Rindu mengingatkan kita tentang perasaan yang terdalam, rindu mengingatkan kita tentang arti kehilangan.
Lelakiku, teruslah peluk erat seseorang itu. Karena ketika kau kehilangannya, sungguh kau akan menyesal dikemudian hari. Sungguh, tidak ada waktu yang dapat diputar kembali dan kesempatan yang dapat kau ambil. Karena cinta dan kasih sayang serta perjuangan adalah yang kamu butuhkan di dunia ini. Lihatlah ia sedetik saja, tuliskan apa saja yang sudah ia perjuangkan dan ia berikan. Lalu kamu akan mengetahui seberapa besar artinya di dalam hidupmu. Dan jangan pernah lepaskan lelakiku. Kau harus percaya kepadaku.
Comments
Post a Comment