Hari ini hujan membasahi tanah dengan semangatnya. Hujan tidak pernah bosan, meski ia ditakdirkan untuk jatuh namun ia terus datang kembali. Karena ia rindu dengan tanah, cinta pertamanya.
Sementara ia melakukan pekerjaannya, ada yang sedang harap-harap cemas menunggu kedatangan pujaannya. Dia adalah daun. Daun sedang menunggu embun untuk kembali menyapanya. Daun mencintai embun, meskipun embun tak mempunyai warna. Saat awan mulai menghitam, daun tersenyum puas. Karena penantiannya akan berakhir, dan ia dapat bertemu dengan embun. Ia tak lelah untuk menunggu, meskipun embun tak bisa ia miliki.
Di sisi lain, ada seseorang yang cemas. Embun tahu bahwa daun mencintainya, sangat. Namun ia selalu cemas. Ia takut jika daun akan galau dan merasa kehilangan yang teramat sangat. Karena embun tidak dapat bertahan selamanya. Ia hanya sementara. Ia ikhlas untuk jatuh ke tanah, melebur bersama tanah yang dicintai hujan. Sebenarnya embun tak mau hanya sementara, namun ia sudah ditakdirkan seperti itu.
Karena terkadang sesuatu yang hadir hanya bersifat sementara, tidak selamanya. Meskipun ia ingin, namun ia tak bisa memaksa kehendak.
Nggak bosen nih baca suratnya, kalo udah suka jadi nyaman :)
ReplyDelete