Aku terus menginjak bumi dengan
kakiku. Menunggu resah detik yang berlaju dengan lambat. Dosen itu masih terus
bergumam, aku tak peduli dengan apa yang ia katakana. Aku hanya menginginkan
detik berlaju dengan cepat; aku dapat meninggalkan ruangan ini segera. Matanya tak
luput dari pikiranku. Teettt…. Bel berbunyi,
ku langkahkan kakiku dengan cepat.
***
Lorong kampus ini sangat ramai. Berulang
kali aku mengucapkan kalimat maaf karena menabrak mahasiswa yang sedang
berjalan. Satu pikiranku; aku harus melihatnya. Terus ku berlari, ku tancapkan
sekuat tenaga untuk dapat berlari menuju halaman belakang kampus. Langkahku terhenti
pada sebuah halaman, kami para mahasiswa sering menyebutnya taman cinta. Nama itu
diberi karena banyak mahasiswa yang menemukan pasangannya disini.
Mataku terus menelusuri sekeliling.
Mencari-cari sosok yang aku tunggu. Bola mataku bergerak tak henti, sampai
akhirnya ia memusatkan pandangan. Ah ! itu dia.
***
Jangtungku berdegup tak beraturan,
keringat dingin mengucur dengan peluh, bibir ini pun menyudut dengan indah. Dia sedang duduk di sebuah bangku halaman. Bertumpu
kaki sebelah, bola matanya sangat fokus kepada tulisan pada buku yang sedang ia
baca. Sesekali ia membetulkan letak kacamatanya yang berada pada tangkai
hidungnya. Sejak dua bulan yang lalu, setiap jam mata kuliah berakhir aku tak
mau ketinggalan moment ini, melihat
dan memandangi sosok pria tampan yang aku sendiri pun tak mengenalnya. Bahkan namanya
pun saja aku tidak tahu.
Beberapa menit berlalu, ia menutup
bukunya lalu beranjak dari tempat duduk. Kepalanya bergerak ke kanan dank e kiri,
seperti mencari sesuatu. Tiba-tiba bola mata berwarna cokelat tua itu berhenti
tepat pada bola mataku. Bola mata kita bertemu, dan aku semakin penasaran
siapakah ia sesungguhnya.
mampir ke blog saya cicipi hangatnya rasa tyaskinan@blogspot.com
ReplyDeletesudaahh. folow blog saya yaa. nanti di follback
ReplyDeletemantaap :v
ReplyDeletehahaa baca juga dia, makasih ki
Delete