Apa kau lupa semuanya?
Tidak adakah yang kau ingat?
Apa yang terjadi?
Siapa yang membenci?
Tanda tanya, sampai kapan akan habis
Tak lelah kah kau bungkam pada sebuah emosi yang membakar
Tak ada lagi senyuman, yang dapat membuat aksara lincah mengukir kata
Tak ada lagi kicauan, yang dapat membuat jingga dalam asa
Sampai kapan?
Hujan telah basah
Tak urungkah hatimu basah?
Awan telah menangis, entah karena apa
Jingga tampak lelah mendatangkan langit
Embun pun tak jua menghiasi daun
Hanya ada air, titik yang selalu menghampiri permukaan bening jendela kamarku
Dan membasahi pipi serta bibir yang dulu selalu tersenyum
Kemana semuanya pergi?
Tak bisakah aku mengharap semuanya kembali?
Mungkin kelak kau kan tersadar
Ada aku yang selalu menitikkan air mata,
Merapal doa tersisipkan rindu, dan tersenyum samar
Menahan rintik air yang terus terjatuh dari jendela hati
Entah sampai kapan........
Tidak adakah yang kau ingat?
Apa yang terjadi?
Siapa yang membenci?
Tanda tanya, sampai kapan akan habis
Tak lelah kah kau bungkam pada sebuah emosi yang membakar
Tak ada lagi senyuman, yang dapat membuat aksara lincah mengukir kata
Tak ada lagi kicauan, yang dapat membuat jingga dalam asa
Sampai kapan?
Hujan telah basah
Tak urungkah hatimu basah?
Awan telah menangis, entah karena apa
Jingga tampak lelah mendatangkan langit
Embun pun tak jua menghiasi daun
Hanya ada air, titik yang selalu menghampiri permukaan bening jendela kamarku
Dan membasahi pipi serta bibir yang dulu selalu tersenyum
Kemana semuanya pergi?
Tak bisakah aku mengharap semuanya kembali?
Mungkin kelak kau kan tersadar
Ada aku yang selalu menitikkan air mata,
Merapal doa tersisipkan rindu, dan tersenyum samar
Menahan rintik air yang terus terjatuh dari jendela hati
Entah sampai kapan........
Comments
Post a Comment