#30HariMenulisSuratCinta
Teruntuk: Lelaki yang aku rindukan sejak 46 hari yang lalu
Hai...
Ah aku tak tahu apa yang harus aku katakan. Semuanya terasa aneh namun yang jelas hari ini aku bahagia. Apa kamu tahu alasannya?? Coba kamu tebak.
Bukan! Kamu salah. Aku bahagia bukan karena aku bisa mengerjakan soal UAS hari ini dengan baik melainkan karena aku melihat senyuman itu kembali.
Menurutmu, apa tadi itu takdir? Atau memang kita mempunya ikatan batin? Hahaha tak usah dengarkan gurauanku itu. Tapi aku merasa canggung saat kita bertatapan tadi, entah karena apa. Mungkin karena kita telah lama tak saling menatap. Atau karena 46 hari yang lalu ada pertengkaran yang menghampiri kita. Ah ya! Aku tidak tau bagaimana tadi mataku dapat tertarik untuk melihat anak tangga. Dan tidak disangka aku melihatmu. Melihatmu yang sedang menaiki anak tangga dan tiba-tiba melihat ke arahku. Apa yang kamu pikirkan saat itu? mengapa kamu menengok ke arahku? atau mungkin kamu sadar ada yang sedang menatapmu dari bawah?
Tapi yang sangat aku senangi adalah..... aku dapat melihat senyum itu kembali.
Aku melihat banyak perubahan pada dirimu. Sampai-sampai tadi aku sempat tidak mengenalinya. bukan karena aku lupa. Otakku terlalu dini untuk bisa melupakanmu secepat itu. Mungkin karena rambutmu yang semakin memanjang semenjak terakhir pertemuan kita. Aku ingat jelas 46 hari yang lalu rambutmu tidak seperti itu. Untungnya kamu memunculkan senyum itu lagi. Jadi aku sangat yakin bahwa itu adalah kau.
Aku tidak tau mengapa perutku sangat geli dan hawa panas berjalan menuju kedua pipiku. Andai saja saat itu kita tak terhalang oleh waktu, aku akan segera berlari menujumu dan tersenyum di depanmu. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku saat itu. Yang aku inginkan hanyalah menatapmu terus menerus sampai kamu menghilang diantara anak tangga. Namun, aku malu saat aku terlihat sedang menatapmu olehmu. Hehehe mengapa aku harus malu ya?
Kamu tahu? Aku sangat menyukai senyum itu. 46 hari aku menantinya. 46 hari pun aku mendambanya. Mungkin Tuhan sudah merencanakan ini. Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita kembali setelah kita memperbaikinya. Walaupun itu hanya terhitung pada detik. Tapi aku telah bahagia. Karena selain melihatmu aku dapat melihat senyum itu kembali....
Comments
Post a Comment