#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-13
Hei ternyata kita hanya munafik untuk tidak mengakuinya. Ternyata kita saling merasa kehlilangan dan merindu. Ternyata kita terlalu egois dan naif tentang perasaan kita sendiri. Hei bagaimana jika aku tidak berani untuk menerobos tembok itu sendirian? Aku tidak ingin menerkanya.
Terima kasih karena ternyata aku tidak memikirkan sendirian. Terima kauh karena nyatanya aku pun tak merindu sendiri. Terima kasih karena pada akhirnya kita saling merasa kehilangan. Terima kasih karena engkau telah kembali.....
Teruntuk kamu yang tidak akan membaca surat ini. Aku berharap kita tak pernah melakukan hal bodoh seperti kemarin lagi. Aku harap ini adalah tembok terakhir yang kita buat dan kita runtuhkan. Aku harap tidak adalagi emosi sesaat yang dapat memisahkan kita lagi. Semoga tidak ada ketakutan berujung egois yang menghampiri kita (lagi). Semoga....
Sebenarya masih ada hari-hari berikutnya dalam proyek menulis surat ini. Tapi mungkin ini adalah surat terakhir untukmu. Karena aku tak ingin menuliskannya lagi. Karena aku lelah untuk menulis. Bukan! bukan kamu tak teristimewa lagi tapi aku hanya ingin mengucapkan semua perasaanku secara lisan kepadamu. Tanpa melalui surat yang tidak akan pernah kamu baca. Tanpa rindu yang tak berujung pertemuan. Tanpa airmata yang menetes tak berhulu. Tanpa kenaifan dan keegoisan diri. Tanpa adalagi kata benci diantara kita.
Aku hanya ingin mengucapkannya secara nyata kepadamu. Bukan melalui rangkaian kata yang tak pernah kamu baca :)
Comments
Post a Comment